REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UMKM memberikan beberapa stimulus untuk bisa menolong perekonomian UMKM di tengah wabah corona. Stimulus dan insentif tersebut namun belum dirasakan oleh UMKM.
Ketua Asosiasi UMKM, Ikhsan Ingratubun menjelaskan di tengah merebaknya wabah corona kondisi UMKM semakin terpuruk. Kebijakan bekerja dari rumah juga turut menambah lesunya perputaran ekonomi bagi kelas UMKM. Ia menjelaskan berbagai insentif dari pemerintah hingga kini belum bisa memperbaiki kondisi UMKM.
"Sekarang kondisinya sangat hancur. Stimulus dari pemerintah sebenarnya sudah banyak tapi belum terasa," ujar Ikhsan ketika dihubungi Republika.co.id, Rabu (25/3).
Ikhsan menjelaskan beberapa stimulus dari pemerintah seperti pembebasan pajak baru akan terasa bagi para UMKM di akhir tahun. Sedangkan stimulus dengan pembebasan kredit bagi pemilik kredit di bawah Rp 10 miliar juga belum terjelaskan secara rinci bagaimana mekanismenya.
"Kedua, soal penghapusan kredit, seharusnya itu bukan bank yang memilih tetapi pemerintah. Dan skemanya juga belum jelas. Harusnya ada penjelasan secara rinci seperti apa. Karena UMKM itu biasanya mengakses pinjaman baik dari lembaga bank maupun non bank. Dept collector masih saja datang," ujar Ikhsan.
Ia pun menilai, mestinya pemerintah dalam membuat kebijakan harus yang benar-benar bisa menyentuh UMKM. Misalnya saja insentif dari listrik dan air. Saat ini, meski beberapa UMKM terpaksa harus menghentikan aktivitasnya tetap terbebani dengan tagihan listrik dan air.
"Jangankan kayak gitu, pengusaha kecil itu saja masih pada bayar listrik dan air. Pemerintah tidak hadir di listrik. Dan juga tak hadir di air," ujar Ikhsan.
Dihubungi terpisah, Sekretaris Menteri Kemenkop, Rully Indrawan mengakui dampak dari virus corona memukul telak para UMKM. Data terkini yang dimiliki oleh Kemenkop per Rabu (25/3) pukul 09.00 tercatat 326 UMKM sudah terdampak dari wabah corona.
Rully menjelaskan paling banyak UMKM yang terdampak wabah ini berada di DIY dengan total UMKM yang terdampak 190 UMKM. "UMKM yang terdampak dominan memang usaha mikro. Paling besar terdampak di DIY, Banten dan Jabar. Sektor makanan olahan dan rumah makan merupakan sektor terbesar yang terdampak wabah ini," ujar Rully.
Ia menjelaskan saat ini Kemenkop juga sudah berusaha mengeluarkan beberapa program kebijakan untuk bisa menolong UMKM ini. Namun, pihaknya belum bisa merinci apa saja, karena akan dibawa ke Rapat Terbatas (Ratas) bersama Presiden, besok.
"Program akan kita koordinasikan dulu dengan lintas kementerian dan ratas bersama presiden dan menteri. Dalam waktu dekat kami akan menjelaskannya secara rinci," ujar Rully.