Ahad 15 Mar 2020 13:19 WIB

BI Jabar, Sosialisasikan QRIS ke Pedagang Pasar Tradisional

QRIS telah digunakan oleh 2,7 juta merchant di seluruh provinsi se-Indonesia.

Rep: Arie Lukihardianti / Red: Agus Yulianto
Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (BI) Jawa Barat terus melakukan sosialisasi dan edukasi penggunaan Quick Response Indonesian Standard (QRIS) pada Pekan QRIS Nasional.
Foto: Istimewa
Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (BI) Jawa Barat terus melakukan sosialisasi dan edukasi penggunaan Quick Response Indonesian Standard (QRIS) pada Pekan QRIS Nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (BI) Jawa Barat terus melakukan sosialisasi dan edukasi penggunaan Quick Response Indonesian Standard (QRIS) pada Pekan QRIS Nasional.  Salah satunya, sosialiasi QRIS dan CIKUR diberikan kepada pedagang pasar tradisional di Kota Bandung di Pasar Sae Sarijadi.

Acara tersebut, dihadiri tak kurang dari 120 peserta dari PD Pasar Bermartabat yang membawahi 37 pasar wilayah Kota Bandung dengan kurang lebih 27 ribu pedagang pasar.

Menurut Kepala KPw BI Jabar Herawanto, acara ini merupakan langkah komunikasi dan sosialisasi penggunaan QRIS. Targetnya, membidik ekosistem dan community base, seperti pelajar atau mahasiswa, pemerintah daerah, asosiasi ritel, pengelola tempat perbelanjaan, pelaku usaha (UMKM), pedagang, dan lainnya.

"Edukasi terus kami lakukan kepada masyarakat dan merchant. Tujuannya, agar masyarakat paham bagaimana cara menggunakan QRIS. Sementara Merchant yang belum memiliki QRIS dihimbau untuk mendaftar, agar bisa diberikan QRIS," kata Herawanto akhir pekan ini.

Menurutnya, QRIS wajib digunakan apabila pedagang yang ingin menerima pembayaran menggunakan metode QR Code. QRIS dapat ditemukan di pedagang yang menerima pembayaran elektronik melalui QR Code. Pedagang yang menerima pembayaran melalui QRIS akan memiliki logo QRIS di toko mereka.

QRIS, kata dia, digunakan oleh pedagang mikro, kecil, menengah dan besar seperti di pasar tradisional, pasar modern, pedagang keliling, mal, universitas, sekolah, kantin, koperasi dan lainnya. 

"Saat ini, QRIS telah digunakan oleh 2,7 juta merchant di seluruh provinsi se-Indonesia, di antaranya terdapat 612,883 merchant di Jawa Barat. Selain itu, terdapat 28 PJSP (Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran) yang telah memiliki persetujuan menyelenggarakan QRIS," paparnya.

Bank Indonesia, kata dia, secara nasional menargetkan 15 juta pelaku usaha atau UMKM bisa menggunakan QRIS pada tahun ini. Secara potensi, jumlahnya masih cukup besar, di mana jumlah UMKM di Indonesia diperkirakan mencapai 60 juta pelaku usaha. 

BI Jabar, kata dia, menargetkan sebanyak banyaknya penggunaan QRIS. Setidaknya bisa mengambil porsi 20 persen dari target nasional. Walaupun, secara transaksi, saat ini Jabar menempati urutan kedua secara nasional. 

"Dengan QRIS, kita dapat mendorong kemajuan sektor UMKM yang tentunya mempercepat akses keuangan bagi pelaku usaha dimanapun dan siapapun dia, sehingga membantu peningkatan aktivitas inklusi ekonomi," kata Herawanto.

Apalagi, kata dia, menggunakan QRIS sebagai salah satu metode menerima pembayaran mendatangkan banyak manfaat bagi berbagai pihak, seperti pelaku UMKM atau merchant, Pemda, dan tentunya pengguna. Menggunakan QRIS juga akan memudahkan bank membidik debitur kredit. 

Diketahui, Pekan QRIS Nasional di Jawa Barat digelar Bank Indonesia wilayah Jawa Barat mulai 9 Maret dan akan ditutup pada 15 Maret 2020. Sosialiasi QRIS digelar selama sepekan melibatkan pelaku usaha, pedagang, merchant, perbankan, dan Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement