Jumat 28 Feb 2020 20:16 WIB

Kemenperin Dorong Industri Kerajinan Dalam Negeri

Kemenperin berkolaborasi dengan pelaku e-commerce.

Rep: iit septyaningsih/ Red: Hiru Muhammad
Berbagai kerajinan tekstil tradisional Indonesia yang sudah mendunia dan UMKM yang bergerak di bidang tekstil tradisional memamerkan produk tekstilnya dalam pameran yang digelar di Royal Ambarrukmo Yogyakarta Hotel.
Foto: Silvy Dian Setiawan.
Berbagai kerajinan tekstil tradisional Indonesia yang sudah mendunia dan UMKM yang bergerak di bidang tekstil tradisional memamerkan produk tekstilnya dalam pameran yang digelar di Royal Ambarrukmo Yogyakarta Hotel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pengembangan industri kerajinan di dalam negeri melalui berbagai program dan kegiatan strategis. Upaya ini diyakini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Guna mendongkrak daya saing industri kecil dan menengah (IKM). Kami dan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) melakukan kerja sama dalam program e-Smart IKM,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih melalui siaran pers yang diterima Republika pada Jumat, (28/2).

Menurutnya yang juga Sekjen Dekranas, pengembangan pelaku IKM menjadi salah satu langkah mendorong ekonomi kerakyatan. “Untuk membangkitkan sektor IKM, kita perlu menciptakan pasarnya. Melalui e-Smart IKM, kita bisa mencapai tujuan tersebut, yaitu dengan berjualan secara online,” jelasnya.

Program e-Smart IKM merupakan upaya memberikan edukasi dalam pemanfaatan teknologi digital. Kemenperin telah menggandeng berbagai pemangku kepentingan guna menyukseskan e-Smart IKM, di antaranya Bank Indonesia, Bank Negara Indonesia (BNI), Google, Asosiasi e-commerce (idEA), serta Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Kemenperin berkolaborasi pula dengan platform e-commerce seperti Bukalapak, Tokopedia, Shopee, BliBli, Blanja.com, dan Gojek Indonesia. "Sekarang kita juga gandeng AWS (Amazon Web Series). Jadi, tidak hanya mengajarkan prose digitalisasi, tapi produksinya mereka pun harus tahu," tegas Gati.

Ia bertekad melanjutkan program e-Smart IKM pada 2020. Ditargetkan sebanyak 4.000 sampai 6.000 pelaku IKM dari seluruh wilayah Indonesia bisa terlibat dalam program tersebut. “Kami sudah melibatkan hingga 10 ribu pelaku IKM. Jadi minimal tahun ini bisa bertambah menjadi 14 ribu peserta,” kata Gati. 

Dirinya menyampaikan, pelaku usaha yang diprioritaskan mengikuti program e-Smart IKM adalah mereka yang telah mempunyai unit produksinya sendiri. “Salah satu sektor yang difokuskan, yakni industri kerajinan, yang selama ini memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional,” tutur dia. 

Kinerja ekspor industri kerajinan nasional kian mengalami kenaikan. Pengapalan produk kerajinan dari Indonesia pada 2019 mencatatkan nilai sebesar 892 juta dolar AS atau sekitar Rp 12,48 triliun, naik 2,5 persen dibanding nilai ekspor pada 2018 sebesar 870 juta dolar AS. 

Capaian ekspor tersebut diyakini bisa terus ditingkatkan seiring pertumbuhan pelaku industri kerajinan di Tanah Air. Maka Kemenperin menggelar berbagai kegiatan di Kepulauan Bangka Belitung (Babel). Meliputi pelaksanaan Workshop e-Smart IKM bagi 200 perajin, kemudian Bimbingan Teknis Desain Produk Pewter yakni kerajinan logam khas Babel bagi 20 perajin, serta Serah Terima Mesin, dan Peralatan Casting Pewter untuk IKM Kerajinan Pewter di Kepulauan Babel.

“Kami juga melakukan pengenalan teknologi industri 4.0, dengan jumlah peserta sebanyak 100 orang yang berasal dari ASN di lingkungan Provinsi Kepulauan Babel,” sebut Gati. Kegiatan ini merupakan wujud kemitraan pusat dan daerah dalam mengimplementasikan peta jalan Making Indonesia 4.0.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement