Jumat 28 Feb 2020 19:45 WIB

Maskapai Eropa Sudah Terpukul Wabah Corona

Sejumlah maskapai Eropa membatalkan penerbangan ke beberapa negara karena corona.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nidia Zuraya
Maskapai British Airways.
Foto: EPA/Andy Rain
Maskapai British Airways.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Maskapai Eropa meningkatkan kewaspadaan mereka terhadap wabah virus corona pada Jumat (28/2). Hal ini seiring dengan pemilik British Airways, International Consolidated Airlines Group (IAG) dan Finnair yang memprediksi penurunan pendapatan. Easyjet juga melaporkan penurunan drastis terhadap permintaan, baik yang masuk maupun keluar dari wilayah terkena virus di Italia.

Untuk meningkatkan daya tarik, ketiga maskapai memutuskan memberikan diskon. Seperti dilansir di Reuters, Jumat, mereka bersaing, di tengah badai yang belum diketahui seberapa lama durasi dan tingkat keparahannya.

Baca Juga

Virus corona, yang baru muncul akhir tahun lalu di China, kini berdampak pada sektor pariwisata di banyak negara. Tingkat perjalanan menurun dalam beberapa tahun terakhir karena wabah sudah semakin menyebar di seluruh dunia, meningkatkan kekhawatiran pandemi yang dapat menjerumuskan ekonomi global ke dalam resesi tersebut.

IAG, yang juga memiliki Iberia dan Aer Lingus, biasanya memberikan perkiraan pendapatan tahunan pada bulan-bulan ini. Tapi, karena perusahaan masih belum bisa menilai seberapa besar dampak dan durasi wabah Corona, mereka belum dapat memberikan gambaran laba secara akurat.

Tapi, IAG sudah memperingatkan akan adanya pelemahan permintaan di rute Asia dan Eropa. "Terjadi juga pelemahan dalam perjalanan bisnis di seluruh jaringan kami, karena banyaknya pembatalan acara industri dan pembatasan perjalanan oleh perusahaan," tulis perusahaan dalam sebuah pernyataan.

Dalam beberapa hari terakhir, British Airways telah membatalkan penerbangan ke dan dari Italia, Singapura maupun Korea Selatan, setelah menangguhkan semua penerbangan langsung ke Cina pada Januari. IAG mengatakan, pembatalan lebih lanjut kemungkinan akan terjadi dalam beberapa hari mendatang.

Proyeksi pertumbuhan lalu lintas udara yang lebih rendah mendorong perusahaan teknologi di bidang perjalanan asal Spanyol, Amadeus, memperkirakan perlambatan pertumbuhan laba inti sepanjang 2020. Tapi, mereka menekankan, prospek tersebut belum termasuk memperhitungkan dampak yang tidak pasti akibat wabah corona.

Dalam menangani perlambatan pertumbuhan bisnis, IAG mengatakan, perusahaan tengah memangkas biaya produksi. Tapi, mereka belum memberikan rinciannya. Kebijakan ini sudah dilakukan oleh Lutfhansa asal Jerman dan KLM yang berbasis di Amsterdam.

Saham maskapai penerbangan diketahui sudah menjadi salah satu korban terbesar dari kekalahan pasar saham pekan ini. Penyebabnya, ketakutan terhadap virus corona yang telah mencengkeram para investor.

Pada 08.45 GMT, saham IAG tercatat turun delapan persen pada tingkat 474.59 pence, sementara saham Easyjet turun tiga persen ke level 1.075 pence dan Finnair turun 3,4 persen pada 4.922 euro.

Disrupsi

Maskapai budget Easyjet melaporkan terjadinya penurunan permintaan secara signifikan terhadap perjalanan masuk dan keluar dari pangkalannya di Italia. Daerah tersebut kini diketahui menjadi salah satu pusat penyebaran virus corona terbesar di Eropa.

Easyjet juga berencana membatalkan sejumlah penerbangan, terutama ke dan dari Italia. Hal ini berpotensi memangkas biaya produksi perusahaan di seluruh lini bisnis. "Kami terus memantau situasi dengan hati-hati," ucap Easyjet.

Sementara itu, Finnair, memperingatkan penurunan laba operasional secara signifikan tahun ini karena virus. Maskapai penerbangan nasional Finlandia ini juga mengatakan, akan membatalkan target pertumbuhan kapasitas 2020 dan mempertimbangkan pemotongan biaya produksi 40 juta euro hingga 50 juta euro (44-54 juta dolar AS) dengan beberapa langkah. Salah satunya, pemangkasan pekerja sementara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement