Kamis 27 Feb 2020 19:12 WIB

Menhub: 100 Penerbangan Umroh per Pekan Terdampak

Pemerintah sedang menghitung potensi kerugian maskapai akibat kebijakan umroh Saudi.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Yudha Manggala P Putra
  Para calon jamaah umrah menuju kabin pesawat. Ilustrasi
Para calon jamaah umrah menuju kabin pesawat. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mencatat ada 100 penerbangan langsung setiap pekan atau 13 penerbangan per hari dari Indonesia ke Arab Saudi yang melayani jamaah umroh. Seluruh penerbangan ini terimbas kebijakan pemerintah Kerajaan Arab Saudi yang melakukan penangguhan izin masuk untuk semua jamaah umroh dari seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan, pemerintah sedang menghitung potensi kerugian yang dialami seluruh maskapai akibat kebijakan ini. Budi juga mengaku pihaknya sedang menyusun insentif atau kompensansi yang bisa diberikan kepada maskapai untuk menambal kerugian.

"Kita akan merapatkan lagi tentang kompensasi, insentif, dan jalan keluar. Baru akan kita rapatkan setelah besok," ujar Budi usai rapat koordinasi level menteri di Kantor Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaa (PMK), Kamis (27/2).

Berdasarkan keterangan resmi Konsulat Jenderal RI di Jeddah, Arab Saudi, pesawat terakhir asal Indonesia yang mendarat di Bandara Internasional King Abdulaziz tercatat pukul 7.25 waktu setempat dengan pesawat Saudia Airlines.

Hingga saat ini, ujar Budi, masih ada dua pesawat yang masih terbang dan dijadwalkan mendarat di Arab Saudi pada Kamis (27/2). Pemerintah, ujar Budi, masih berupaya melakukan negosiasi dengan Kerajaan Arab Saudi agar seluruh jamaah umroh yang akan mendarat tetap diizinkan melanjutkan ibadah umrah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement