REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- PT Pertamina (Persero) membuka peluang kerjasama kemitraan bisnis Pertamina Shop (Pertashop) kepada Pemerintahan Desa, Koperasi serta pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di seluruh Indonesia. Upaya ini diharapkan mampu membantu Pertamina memberikan akses minyak dan gas (migas) lebih luas sekaligus membantu perekonomian pedesaan.
Direktur Pemasaran Ritel Pertamina Mas’ud Hamid mengatakan, melalui kerja sama ini, Pertamina menargetkan pembangunan satu outlet di tiap kecamatan yang belum memiliki lembaga penyalur Pertamina, SPBU. "Tercatat, sebanyak 3827 kecamatan belum terjangkau lembaga penyalur," ujarnya dalam acara Kick Off Kerjasama Pertashop antara Pertamina dengan Kemendagri di Nusa Dua, Bali, Kamis (27/2).
Mas’ud mengatakan, Pertashop menjadi solusi keterjangkauan BBM dan LPG secara merata tanpa harus membangun SPBU. Sebab, sering kali, besaran kebutuhan biaya membangun SPBU lebih besar dibandingkan tingkat permintaannya.
Pertashop dikelola oleh pemerintah desa, baik itu melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) ataupun lembaga ekonomi desa dalam bentuk lain seperti koperasi.
Mas’ud mengatakan, produk yang ditawarkan di Pertashop adalah Pertamax 92. Hal ini sesuai dengan kesepakatan global, di mana Pertamina harus mendistribusikan BBM sehat, dalam hal ini adalah Pertamax 92.
Bagi yang berminat kerja sama bisnis Pertashop, Mas’ud mengatakan, dapat menyiapkan lahan/lokasi yang sesuai dilengkapi dokumen badan usaha atau badan hukum. Selanjutnya, Pertamina akan survei lapangan untuk melihat sejumlah indikator.
Salah satunya, akses jalan. Pertashop dapat dibangun di daerah dengan jalanan yang bisa dilalui mobil tangki berkapasitas lima hingga 10 kiloliter guna mengangkut BBM. "Kalaupun tidak cukup, kita carikan solusi baiknya gimana," kata Mas’ud.
Indikator kedua, jarak dengan SPBU atau lembaga penyalur Pertamina yang telah dibangun sebelumnya. Jarak yang dianjurkan adalah 10 kilometer atau lebih jauh. Indikator ini dijadikan pertimbangan agar tidak terjadi tumpang tindih dengan SPBU eksisting.
Setelah itu, pengurusan administrasi perizinan ke Pemda yang dilanjutkan dengan pengajuan desain dan masuk ke proses pembangunan. Tahap akhir, kontrak kerjasama dengan Pertamina antara 10 hingga 20 tahun.
Pertashop memiliki tiga kategori yakni Gold, Platinum dan Diamond. Pertashop jenis Gold berkapasitas penyaluran 400 liter per hari dengan luasan lahan yang dibutuhkan sekitar 144 meter persegi. Lokasi dari desa ke SPBU, lebih dari 10 Km atau sesuai dengan hasil evaluasi.
Adapun jenis Platinum, berkapasitas penyaluran 1.000 liter per hari, memiliki tangki penyimpanan 10 KL, luas lahan 200 meter persegi dan lokasinya di kecamatan yang belum terdapat SPBU. Sementara jenis Platinum berkapasitas penyaluran 3.000 liter perhari, memiliki tangki timbun 10 KL, luas lahan 500 meter persegi dan berlokasi di kecamatan yang belum terdapat SPBU.
Pertamina mengembangkan dua skema kerja sama. Pertama, skema investasi dengan mitra atau desa. Kedua, skema investasi Pertamina.
Pada skema investasi dengan mitra, seluruh investasi, baik modal sarana dan infrastruktur maupun modal kerja disiapkan oleh mitra atau desa. Artinya, keuntungan pun menjadi hak mitra desa sepenuhnya.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menyatakan, Pertashop merupakan lembaga penyalur Pertamina dengan skala kecil untuk melayani kebutuhan BBM, LPG dan juga pelumas yang tidak atau belum terlayani oleh lembaga penyalur Pertamina lain. Ini menjadi peluang usaha bagi mitra Pertamina di perdesaan.
"Ini sejalan dengan program OVOO yakni One Village One Outlet yang dijalankan Pertamina untuk mendistribusikan energi hingga ke pedesaan," kata Fajriyah.