Kamis 27 Feb 2020 09:47 WIB

Sst... Kelompok Kejahatan Siber Ini Beraksi di ASEAN

ada tiga kelompok yang bertanggung jawab dalam kejahatan siber di Asia Tenggara.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Sst... Kelompok Kejahatan Siber Ini Beraksi di Asean. (FOTO: Bernadinus Adi Pramudita)
Sst... Kelompok Kejahatan Siber Ini Beraksi di Asean. (FOTO: Bernadinus Adi Pramudita)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Kaspersky mendata kelompok-kelompok yang berperan sebagai aktor dalam kejahatan siber yang terjadi di kawasan Asia Tenggara. Dari temuan ini, setidaknya ada tiga kelompok yang bertanggung jawab dalam kejahatan siber yang terjadi di Asia tenggara.

Ketiga kelompok itu beroperasi pada lintas platform, baik laptop dan komputer personal ataupun smartphone. Ketiga kelompok tersebut disebut dengan nama Platinum, FinSpy, dan PhantomLance.

"Platinum adalah salah satu aktor APT (advance persistent threats) yang paling maju secara teknologi dengan fokus tradisional pada kawasan Asia Pasifik. Pada 2019, peneliti Kaspersky menemukan Platinum menggunakan backdoor baru yang dijuluki Titanium, dinamai sesuai dengan kata sandi salah satu arsip yang dapat dieksekusi sendiri," kata Dony Koesmandarin, Territory Channel Manager SEA Kaspersky Indonesia dalam paparannya.

Baca Juga: Bocor! Samsung Tak Sengaja Bocorkan Data Pengguna, di Negeri Ratu Elizabeth Pula

Entitas diplomatik dan pemerintahan dari negara Indonesia, Malaysia, dan Vietnam diidentifikasi di antara para korban backdoor canggih baru yang ditemukan dari aktor Platinum.

"FinSpy adalah spyware untuk Windows, macOS, dan Linux yang dijual secara legal. Ini dapat diinstal di iOS dan Android dengan set fungsi sama yang tersedia untuk setiap platform. Aplikasi ini memberikan kesempatan kepada pelaku kejahatan siber untuk mengontrol hampir seutuhnya atas data pada perangkat yang terinfeksi," lanjutnya.

FinSpy memiliki kemampuan untuk mendengarkan secara diam-diam pada banyak layanan komunikasi: WhatsApp, WeChat, Viber, Skype, Line, Telegram, serta Signal dan Threema. Selain pesan, FinSpy mengekstrak file yang dikirim dan diterima oleh korban di aplikasi olah pesan, serta data tentang grup dan kontak.

Baca Juga: Menkominfo Harap Perlindungan Data Pribadi Jadi UU Pertama di 2020

Malware seluler lain yang memengaruhi beberapa negara di Asia Tenggara adalah PhantomLance, kampanye spionase jangka panjang dengan Trojan untuk Android yang digunakan di berbagai pasar aplikasi, termasuk Google Play. Setelah penemuan sampel, Kaspersky segera menginformasikan pihak Google atas siapa saja pihak yang telah menghapusnya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement