Selasa 25 Feb 2020 16:45 WIB

Penurunan Harga Gas, Pertamina Minta Insentif di Hulu

Pertamina butuh beberapa insentif di hulu agar bisa menciptakan harga gas yang murah.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Pertamina butuh beberapa insentif di hulu agar bisa menciptakan harga gas yang murah.
Foto: borneomagazine.com
Pertamina butuh beberapa insentif di hulu agar bisa menciptakan harga gas yang murah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) mengaku siap mendukung kebijakan pemerintah untuk bisa menciptakan harga gas yang murah untuk industri. Hanya saja untuk bisa merealisasikan hal tersebut, Pertamina butuh beberapa insentif di hulu agar bisa menciptakan harga gas yang murah.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati tak menampik salah satu faktor pembentuk harga gas adalah harga gas di hulu. Ia menjelaskan harga gas di hulu mencapai 70 persen dari komponen pembentuk harga gas.

Ia merinci, untuk bisa membuat harga gas enam dolar per mmbtu di industri maka perlu harga gas di hulu sebesar 4,5 dolar per mmbtu. Untuk bisa menciptakan harga 4,5 dolar di hulu, Pertamina butuh insentif.

"Kita meminta bisnis hulu, pertama tambahan split. Bagian kontraktor di tambah. Tax insentif. Lalu ada perlakuan aset negara, kita minta relaksasi. Ini baru bisa diturunkan harga hulu jadi 4,5 dolar. Ini perlu dukungan dari pemerintah," ujar Nicke di DPR, Selasa (25/2).

 

Nicke juga dengan harga di hulu 4,5 dolar per mmbtu, maka sisanya sebesar 1,5 dolar per mmbtu merupakan harga transmisi dan distribusi yang berada di wilayah midstream. "Oleh karena itu, PGN juga harus membangun infra dan efisiensi. Sehingga nanti yang dipatok. 4,5 di hulu dan 1,5 di midstream," tambah Nicke.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement