REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Harga emas naik ke tingkat tertinggi dalam tujuh tahun pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB). Ini disebabkan karena kenaikan jumlah kasus virus corona di Korea Selatan (Korsel) memicu kekhawatiran atas dampak ekonomi yang lebih luas dari wabah tersebut.
Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik ke level tertinggi sejak Februari 2013, karena logam kuning didukung oleh pembelian teknis investor. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April menambahkan 8,7 dolar AS atau 0,54 persen, menjadi 1,620,50 dolar AS per ounce.
Emas berjangka berakhir lebih tinggi untuk sesi keenam berturut-turut karena para pedagang beralih ke pembelian teknis ketika lingkungan suku bunga ramah memberikan landasan yang lebih tinggi untuk logam mulia.
Sementara di pasar spot, emas naik 0,44 persen menjadi diperdagangkan di 1.618,38 dolar AS per ounce pada pukul 13.41 waktu setempat (18.41 GMT), setelah mencapai level tertinggi sejak Februari 2013 di 1.623,45 dolar AS.
"Sekarang setelah emas telah melampaui level 1.600 dolar AS, lebih banyak investor dan pedagang akan mengambil posisi sekarang," kata Michael Matousek, kepala pedagang di Global Investors AS.
Virus corona jelas merupakan faktor tetapi kami memiliki banyak alasan lain seperti bank sentral mempertahankan suku bunga negatif, masalah-masalah terkait tarif dengan China dan Eropa," tambahnya.
Epidemi telah mengganggu pertumbuhan ekonomi China dan penyebaran lebih lanjut ke negara-negara lain dapat menggagalkan pemulihan yang diproyeksikan "sangat rapuh" dalam ekonomi global pada 2020, Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan pada Rabu (19/2).
Bahkan ketika jumlah kasus virus corona baru di China melambat, penelitian baru menunjukkan bahwa virus itu lebih menular daripada yang diperkirakan sebelumnya menambahkan tanda bahaya.
Daegu, sebuah kota dengan 2,5 juta orang di Korea Selatan, telah menjadi korban terbaru virus corona di luar China. Korea Selatan sekarang memiliki 104 kasus yang dikonfirmasi dari virus seperti flu, dan melaporkan kematian pertamanya.
Beijing memangkas suku bunga pinjaman dan kemungkinan akan meluncurkan lebih banyak langkah untuk mendukung ekonomi yang tersentak oleh krisis virus.
Pembuat kebijakan Fed AS juga mengakui risiko baru yang disebabkan oleh epidemi, tetapi sangat optimis tentang kemampuan mereka untuk mempertahankan suku bunga stabil tahun ini, tulis risalah dari pertemuan kebijakan terakhir bank sentral pada Rabu (19/2).
“Selama masalah virus corona menjadi berita utama, harga emas akan sangat didukung pada level saat ini. Jika situasinya memburuk harga bahkan bisa lebih tinggi," kata analis SP Angel, Sergey Raevskiy.
Namun, kenaikan harga emas dibatasi oleh penguatan greenback. Indeks dolar AS, yang mengukur dolar terhadap enam rival, naik 0,12 persen menjadi 99,83 pada pukul 19.30 GMT.
Di tempat lain, paladium turun 0,7 persen pada 2.694,08 dolar AS per ounce, setelah menyentuh rekor tertinggi 2.841,54 dolar AS di sesi sebelumnya karena kekhawatiran defisit pasokan.
Perak turun 0,3 persen menjadi 18,34 dolar AS, sedangkan platinum tergelincir tiga persen menjadi 975,36 dolar AS.
Di pasar berjangka, perak untuk pengiriman Maret naik 0,8 sen atau 0,04 persen, menjadi ditutup pada 18,319 dolar AS per ounce. Platinum untuk penyerahan April anjlok 25,5 dolar AS atau 2,54 persen, menjadi menetap pada 979 dolar AS per ounce.