Kamis 20 Feb 2020 19:25 WIB

KKB BCA Turun Terdampak Kehadiran MRT

Kredit kendaraan BCA turun karena masyarakat sering menggunakan MRT.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah penumpang berjalan keluar dari Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia (HI) di Jakarta, Senin (17/2/2020).
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Sejumlah penumpang berjalan keluar dari Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia (HI) di Jakarta, Senin (17/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyaluran Kredit Kendaraan Beromotor (KKB) milik PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengalami penurunan pada 2019. Penyaluran kredit tersebut tercatat turun 1,1 persen menjadi Rp 47,6 triliun.

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, mengakui salah satu faktor penurunan dikarenakan kehadiran Moda Raya Terpadu (MRT). Menurut Jahja, sejak adanya sistem transportasi massal tersebut, masyarakat mulai jarang menggunakan kendaraan pribadi. 

Baca Juga

"Permintaan KKB ada di big city, khusus di Jakarta kendalanya MRT, lumayan menurunkan permintaan pasar," kata Jahja di Jakarta, Kamis (20/2).

Selain kehadiran MRT, Jahja mengatakan, masyarakat kini juga mulai beralih menggunakan transportasi daring. Jahja mengakui kehadiran transportasi daring terbukti memudahkan masyarakat ketika bepergian. Sehingga kebutuhan untuk membeli kendaraan pun semakin berkurang. 

Padahal, menurut Jahja, KKB BCA telah menawarkan harga yang cukup bersaing. Jahja mengatakan, tahun lalu perseroan hanya menetapkan bunga sebesar 3,63 persen untuk KKB. Jahja mengakui, kontribusi terbesar penurunan KKB ini yaitu berasal dari penjualan motor. Sementara mobil disebut lebih stagnan.

"Turunnya bukan karena mobil, tapi karena motor. Produsen yang memiliki brand dominan, menguasai pasar termasuk financingnya," ujar Jahja.

Untuk mengurangi kerugian pada penjualan motor ini, Jahja mengagakan perusahaan lebih selektif dalam penyaluran kredit. 

Secara umum, pertumbuhan kredit 2019 didukung oleh segmen bisnis, termasuk kredit korporasi yang tumbuh 11,1 persen menjadi Rp 236.9 triliun. Sementara itu, kredit konsumer tumbuh 4,3 persen menjadi Rp 158,3 triliun di mana segmen KPR tumbuh 6,5 persen menjadi Rp 93,7 triliun dan outstanding kartu kredit tumbuh 9,4 persen menjadi Rp 14,1 triliun. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement