REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Petani milenial mendapatkan bimbingan teknis (bimtek) dari Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang (Polbangtan Yoma). Kegiatan ini digelar sejak 18 hingga 19 Februari 2020 yang bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap dan BPP Karangpucung.
Kegiatan bimtek ini diikuti oleh 24 petani milenial yang berasal dari 12 kecamatan di Cilacap Barat. Petani milenial ini mendapatkan materi bimtek diantaranya mekanisasi pertanian, manajemen usaha pertanian, teknologi pupuk, asuransi dan pembiayaan pertanian dan materi lainnya.
Salah satu panitia acara, Bayu Wijaya mengatakan, kegiatan bimtek untuk petani milenial ini merupakan upaya Polbangtan Yoma mensukseskan program strategis Kementerian Pertanian. Yakni penumbuhan pengusaha pertanian sebanyak 2,5 juta milenial untuk tahun 2020-2024.
"Tujuan pembangunan pertanian ada tiga yaitu, menyediakan pangan untuk 267 juta jiwa penduduk Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani dan meningkatkan ekspor tiga kali lipat," kata Bayu dalam siaran pers yang diterima Republika, Rabu (19/02).
Pemateri dari Stasiun Karantina Pertanian (SKP) Kelas I Cilacap, Catur Rahayu menyampaikan materi terkait persyaratan ekspor komoditas pertanian di Indonesia. "Persyaratan ekspor karantina tumbuhan dan produk tumbuhan ditetapkan untuk mengatur pengeluaran media pembawa berupa tumbuhan dan produk tumbuhan dari dalam wilayah RI serta mencegah keluarnya Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK)," kata Rahayu.
Pemateri dari Polbangtan Yoma, Ina Fitria Ismarlin pun menyampaikan materi terkait startup pertanian. Menurutnya, startup dapat menjadi alternatif yang memberikan solusi dalam menyelesaikan masalah pertanian yang ada di Indonesia.
"Tidak hanya baik untuk revolusi industri 4.0 yang serba digital dan otomatis, adanya startup pertanian juga diharapkan bisa menghilangkan tradisi-tradisi yang merugikan petani seperti tengkulak dan pengepul," kata Ina.