Rabu 12 Feb 2020 16:48 WIB

Erick Thohir Ingatkan Petinggi BUMN Kerja Sesuai Rencana

Erick Thohir sedang memetakan klaster BUMN berdasarkan sejumlah kategori.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Menteri BUMN Erick Thohir saat menghadiri Seminar Penguatan Program Magang Mahasiswa Bersertifikat (PMMB)  BUMN tahun 2020 oleh Kementerian BUMN melalui Forum Human Capital Indonesia  (FHCI) di Menara Mandiri, Jakarta, Rabu (12/2).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsyi
Menteri BUMN Erick Thohir saat menghadiri Seminar Penguatan Program Magang Mahasiswa Bersertifikat (PMMB) BUMN tahun 2020 oleh Kementerian BUMN melalui Forum Human Capital Indonesia (FHCI) di Menara Mandiri, Jakarta, Rabu (12/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta petinggi BUMN membantu upaya Kementerian BUMN mewujudkan visi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Erick meminta petinggi BUMN mengedepankan tiga hal yakni ahlak, loyalitas, dan kerja sama tim.

Erick meminta petinggi BUMN bekerja sesuai dengan rencana kerja dan blue print atau cetak biru yang ditetapkan Kementerian BUMN. "Kita kerja jangan karena senangnya menterinya, senangnya Erick Thohir, harus sesuai rencana, dan blue print jangka panjang agar siapa pun menteri, ada konsistensinya, semua program tak personal tapi objektif," ujar Erick saat seminar Penguatan Program Magang Mahasiswa Bersertifikat (PMMB) BUMN 2020 di Menara Mandiri, Jakarta, Rabu (12/2).

Baca Juga

Erick mengaku sedang memetakan klaster BUMN berdasarkan sejumlah kategori, mulai BUMN yang memang fokus pada bisnis seperti Telkom, klaster BUMN yang fokus bisnis sekaligus subsidi seperti PLN, Pertamina, dan BRI; hingga klaster BUMN yang mendapatkan penugasan pelayanan publik seperti Bulog hingga Pupuk.

"Ada juga bumn yang nggak jelas-jelas banget. Ini yang kita mau masukan ke kategori antara dikonsolidasikan atau kita tutup," lanjut Erick.

Erick menegaskan tidak akan ada satu pun menteri yang sanggup mengelola 900 perusahaan. Pun dengan direktur utama BUMN yang mengelola begitu banyak perusahaan sehingga hasilnya tidak maksimal.

"Saya tak yakin dirut Pertamina dan Krakatau Steel mengelola 60 sampai 207 anak-cucu perusahaan. Makanya harus konsolidasi dengan pemetaan yang jelas supaya tak ada kecemburuan," kata Erick menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement