Selasa 11 Feb 2020 15:47 WIB

2020 Investasi Minerba Ditargetkan Capai 7,7 Miliar Dolar AS

Investasi minerba diprakirakan terus merangkak naik hingga tahun 2022

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
area pertambangan
Foto: Republika
area pertambangan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian ESDM mentargetkan investasi di sektor pertambangan mineral dan batu bara (minerba) pada tahun ini mencapai 7,7 miliar dolar AS. Nilai ini meningkat jika dibandingkan tahun tahun sebelumnya, karena banyaknya proyek pembangunan pabrik pemurnian (smelter).

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono menjelaskan peningkatan investasi ini diprakirakan terus merangkak naik hingga 2022 mendatang. Namun, setelah tahun 2022 investasi akan turun karena semua proyek smleter sudah selesai dibangun.

Baca Juga

"Tahun ini sebesar 7,7 miliar dolar AS karena termasuk smelter yang dipunyai oleh Amman Mineral dan Freeport Indonesia. Investasi pada tahun ini juga turut disumbang alokasi investasi untuk pengembangan tambang bawah tanah Freeport Indonesia," ujar Bambang di Komisi VII DPR, Selasa (11/2).

Ia juga menjelaskan kontribusi IUP daerah untuk investasi juga cukup besar pada tahun ini. Tercatat, IUP daerah berencana menggelontorkan dana sebanyak 988 juta dolar AS.

Tahun ini, meski target investasi cukup tinggi, namun masih didominasi untuk sektor hilir minerba. Bambang menjelaskan untuk alokasi eksplorasi sendiri memang tak banyak. Hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk bisa menciptakan iklim investasi khsusu untuk eksplorasi yang lebih menarik lagi.

"Dibandingkan dengan per tambang global kita juga kecil kami dalam hal ini bagaimana meningkatkan daya tarik investasi. Perkembangan investasi dipengaruhhi harga logam. Kita lihat global non exploration budget dipengaruhi harga daripada logam," ujar Bambang.

Sedangkan untuk 2019 kemarin, realisasi investasi di sektor minerba mencapai 105 persen. Bambang merinci RKAB mematok investasi sebesar 6,1 miliar dolar AS, namun realisasi mencapai 6,5 miliar dolar AS.

"Realiasai investasi 2019 dari mulai KK, PKP2B dan IUPK dari 220 perusahaan mencapai 100,5 persen dari realiasai yang dicapai dari target," ujar Bambang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement