Kamis 06 Feb 2020 17:09 WIB

Likuid Siapkan Empat Proyek untuk Didanai

Dua proyek di antaranya yang dibiayai Likuid adalah film Dealova 2 dan iklan.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolanda
CEO Likuid Kenneth Tali memberikan sambutan pada acara peluncuran online paltform pendanaan dan investasi Crowdfunding di Jakarta, Kamis (6/2).
Foto: Republika/Prayogi
CEO Likuid Kenneth Tali memberikan sambutan pada acara peluncuran online paltform pendanaan dan investasi Crowdfunding di Jakarta, Kamis (6/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah resmi meluncurkan platform daring crowdfunding atau urun dana, Likuid memperkenalkan beberapa proyek yang siap untuk didanai oleh investor. Sejumlah proyek tersebut berasal dari sektor kuliner hiburan dan start up.

"Di tahap awal ini, Likuid telah mempersiapkan empat proyek pendanaan perdana yang segera diluncurkan ke publik, kata CEO PT Likuid Dana Bersama, Kenneth Tali, Kamis (6/2).

Dari keempat proyek yang diperkenalkan tersebut, dua di antaranya sudah terdaftar di Likuid yaitu film Dealova 2 dari rumah produksi Capo dei Capi serta penempatan Iklan dari platform marketplace media iklan dan promosi PT ADX Asia Indonesia (ADX Asia).

Sementara dua proyek lainnya masih dalam tahap finalisasi kerja sama yaitu pembukaan jaringan baru minuman Gulu-Gulu dari produsen makanan dan minuman PT Berjaya Sally Ceria (Sour Sally Group), serta perhelatan konser dan pertandingan olahraga skala Ilinternasional dari penyedia jasa konsultasi dan promotor acara PT Stellar Indonesia (Stellar Indonesia).

Sutradara Rumah Produksi Capo dei Capi, Andibachtiar Yusuf, mengakui platform urun dana ini bisa menjadi salah satu solusi pendanaan di industri kreatif. Pasalnya, sejak industri kreatif tidak lagi masuk dalam daftar investasi prioritas, para pelaku di bidang ini cukup kesulitan mendapatkan pendanaan. 

"Sejak 2017, pendanaan susah. Padahal industri kreatif cukup seksi dan terus berkembang. Di Film, jumlah penonton dan layar terus bertambah," kata Andi. 

Menurut Andi, antusiasme penonton Indonesia terhadap film lokal terus meningkat setiap tahun. Dalam tiga tahun terakhir, sangat mungkin bagi sebuah karya film untuk meraih hingga dua juta penonton. Tercatat di tahun 2018 jumlah penonton film Indonesia mencapai 51,2 juta penonton. Sementara, jumlah bioskop tahun 2018 meningkat hingga 343 bioskop.

Sementara itu, CEO dan Founder ADX Asia Elbert Toha menerangkan bahwa pendanaan investor Likuid ini sejalan dengan misi ADX Asia yang ingin lebih banyak melibatkan masyarakat pada industri kreatif, khususnya periklanan. Elbert menyatakan, pendanaan melalui Likuid membuka pintu bagi masyarakat kepada kepemilikan aset produktif yang selama ini hanya dimiliki oleh golongan tertentu. 

"Likuid membantu ADX Asia menjadi pionir shared economy di industri periklanan yang terkenal tradisional dan konvensional," tutur Elbert.     

Selain empat proyek ini, Likuid menargetkan dapat mendanai hingga 50 proyek pada tahun ini. Untuk mencapai target tersebut, Likuid berencana menggandeng sejumlah komunitas dan lembaga pemerintah yang bergerak di industri kreatif. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement