REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri perbankan menghadapi sejumlah tantangan pada tahun ini. Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri, Ahmad Siddik Badruddin, mengatakan, salah satu tantangannya yaitu dampak dari virus Corona.
"Tantangannya bagaimana perbankan bisa melakukan fungsi intermediasi yang efektif dan efisien di tengah beberapa ketidakpastian seperti dampak dari virus corona," kata Siddik kepada Republika.co.id saat ditemui di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (4/2).
Untuk mengantisipasi dampak tersebut, Siddik mengatakan saat ini pihaknya sedang mengumpulkan informasi seberapa besar dampak virus corona akan mempengaruhi Indonesia. Menurut Siddik, virus corona berpotensi berdampak seperti beberapa wabah virus lainnya.
"Kita akan bandingkan potensi impact ini dengan outbreak yang dulu seperti Ebola, SARS hingga Zica. Kita masih lakukan kajian," tutur Siddik.
Sejauh ini, pemerintah China melaporkan korban tewas akibat virus corona sudah mencapai 361 orang. Adapun jumlah warga yang terinfeksi meningkat di atas 17 ribu orang.
Selain virus corona, kondisi ketidakpastian lainnya yang menjadi tantangan industri perbankan yaitu perlambatan ekonomi dunia secara keseluruhan serta perang dagang. Menurut Siddik, harus ada kebijakan-kebijakan yang bisa mengarahkan industri perbankan tetap dapat menjalankan tugasnya sebagi fungsi intermediasi.
Jika tantangan-tantangan ini dapat diatasi, lanjut Siddik, industri perbankan dapat tumbuh sehat secara prudent, sehingga bisa mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia.