Senin 03 Feb 2020 20:31 WIB

Tak Terbang ke China, Maskapai Bisa Gunakan Opsi Ini

Bagi penumpang yang penerbangannya terdampak dapat melakukan pengembalian uang tiket.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Andi Nur Aminah
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan)
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini maskapai Indonesia menunda sementara penerbangan ke China untuk mengantisipasi penyebaran virus korona baru dari Wuhan. Meskipun hal tersebut dipatuhi, dengan begitu utilisasi atau manfaat penggunaan pesawat yang dimiliki maskapai untuk menuju China mengalami pengurangan.

 

Baca Juga

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan maskapai bisa menggunakan pesawatnya untuk menuju negara lain. “Ada dua tempat yang akan mereka tuju. Paling masif Asia Selatan seperti India, Pakistan, Nepal belum memiliki konektivitas maksismal. Juga Australia,” kata Budi dalam konferensi pers di Gedung Kemenhub, Senin (3/2).

 

Hanya saja, Budi mengatakan saat ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub) belum membahas hal tersebut secara detil dengan maskapai. Budi memastikan Ditjen perhubungan Udara Kemenhub akan membahas hal tersebut dengan maskapai.

 

Budi menambahkan dengan ditutupnya sementara penerbangan ke China, maskapai dapat memperhatikan perlindungan konsumen. “Artinya kita minta kepada maskapai memberikan suatu jalan tengah berkaitan dengan tiket yang sudah dipesan,” ungkap Budi.

 

Saat ini, maskapai berbiaya hemat Citilink Indonesia termasuk yang sudah menutup rute penerbangan ke China. Direktur Utama Citilink Indonesia Juliandra mengatakan bagi penumpang yang penerbangannya terdampak dapat melakukan pengembalian uang tiket. “Pengembalian uang tiket dapat dilakukam sesuai ketentuan yang berlaku dengan menghubungi call center Citilink Indonesia,” tutur Juliandra.

 

Sementara itu, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan terkait penundaan sementara penerbangan China juga memberikan kebijakan tersendiri bagi calon penumpang. Irfan menuturkan Garuda Indonesia memberlakukan kebijakan yang fleksibel. “Kami memberikan mekanisme reschedule dan reroute untuk layanan penerbangan dari dan menuju Cina," jelas Irfan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement