REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) mendorong industri perbankan syariah untuk menjadi besar dan kuat. Semua bank berpeluang untuk turut serta mengembangkan industri ini di masa depan.
Direktur Pengembangan Ekonomi Syariah dan Industri Halal, Afdhal Aliasar mendorong kepada bank-bank syariah baik yang merupakan anak perusahaan BUMN maupun swasta. Fokus utamanya adalah perbaikan dan penguatan industri secara keseluruhan.
"Kita mendorong semua bank, makin banyak yang besar dan kuat akan semakin baik, baik anak perusahaan BUMN maupun swasta," katanya kepada Republika.co.id, Ahad (2/2).
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sempat menyatakan penguatan industri perbankan syariah salah satunya dengan membentuk Bank Umum Syariah (BUS) Buku IV. Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III OJK Slamet Edy Purnomo sempat menyampaikan cara tercepat kemungkinan adalah membesarkan salah satu bank.
Calon potensialnya adalah Bank Mandiri Syariah yang merupakan anak perusahaan bank BUMN, Bank Mandiri. Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga menyampaikan BUS Buku IV dari anak usaha BUMN memang memungkinkan. Namun hal tersebut masih harus dipelajari lebih lanjut.
"Memang berprospek dan kami akan pelajari itu," kata dia.
Bank Mandiri sendiri punya rencana untuk membesarkan Mandiri Syariah. Direktur Utama Bank Mandiri, Royke Tumilaar sempat menyampaikan menjadi Buku IV menjadi salah satu pilihan, selain Innitial Public Offering (IPO).
Royke menyampaikan IPO menjadi lebih memungkinkan karena untuk menjadi Buku IV, modal inti Mandiri Syariah masih jauh dari minimal ketetapan yakni Rp 30 triliun. Modal inti Mandiri Syariah per September 2019 tercatat Rp 8,4 triliun.
Pertumbuhan organik Mandiri Syariah dinilai sudah mumpuni meski masih harus ditingkatkan jika ingin mencapai BUKU IV dalam beberapa tahun kedepan. Pertumbuhan modal inti Mandiri Syariah tercatat sekitar Rp 1 triliun dari 2018-2019.
Corporate Secretary Bank Mandiri, Rohan Hafas menyampaikan lini masa untuk persiapan IPO Mandiri Syariah masih dibahas. Segala kesiapannya sedang dilakukan oleh Mandiri Syariah sendiri. Yang jelas, Rohan mengatakan Bank Mandiri tidak ada komitmen untuk tambah modal tahun ini.
"Timeline (IPO) masih dibahas, kalau untuk Buku IV bisa langsung ke Mandiri Syariah, (untuk tambah modal tahun ini) tidak ada," katanya.