Kamis 30 Jan 2020 12:56 WIB

Wabah Corona, Pemesanan Ratusan Kamar Hotel BUMN Dibatalkan

Pembatalan pemesanan kamar hotel dilakukan oleh wisatawan asal China.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Jaringan Hotel Indonesia Natour. ilustrasi
Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww/18.
Jaringan Hotel Indonesia Natour. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dampak wabah virus Corona di Wuhan, China, berimbas pada sektor pariwisata Indonesia. Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour (Persero) Iswandi Said mengatakan dampak terbesar yang terjadi ialah pembatalan atau pemberhentian sementara rute penerbangan dari sejumlah wilayah di China ke Indoneisa.

"Memang sudah mewabah, Bali jiga mau tidak mau terdampak karena banyak pembatalan penerbangan dari Wuhan," ujar Iswandi di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (30/1).

Baca Juga

Iswandi menyebut kondisi ini tentu akan berdampak pada okupansi kamar hotel milik HIN dari wisatawan asal China. Iswandi menyebut, total pembatalan kamar di HIN mencapai 109 kamar.

"Kalau harga satu kamar kira-kira Rp 1 juta, ya dikalikan 109 kamar jadi berapa," ucap Iswandi.

Pembatalan kamar tersebut menyebabkan hotel-hotel yang dimiliki HIN kehilangan potensi keuntungan hingga Rp 109 juta. Iswandi menilai perusahaan tak mampu berbuat banyak lantaran amat tergantung pada aspek aksesibilitas dalam membawa wisatawan dari negaranya ke Indonesia.

Iswandi mengatakan untuk turis-turis asal China yang sedang menginap tidak ada yang kemudian melakukan pembatalan atau mempersingkat waktu menginap. Sebagai antisipasi, kata Iswandi, setiap hotel telah menyiapkan layanan cepat tanggap apabila ada tamu yang mengalami keluhan mengenai kesehatan.

"Kami dari hotel akan memberi tindakan preventif. Kita sediakan juga masker secara gratis. Di di hotel juga biasanya sudah ada klinik dan dokternya bisa dipanggil saat dibutuhkan," kata Iswandi.

Iswandi menyampaikan penurunan tingkat kunjungan hanya sebatas pada turis asal China. Iswandi mengaku tidak terlalu mengkhawatirkan kondisi ini lantaran HIN dalam beberapa waktu terakhir juga cukup fokus ke pangsa pasar wisatawan dari Eropa dan Australia.

"Pembatalan hanya dari China karena masalah penerbangan, kita harap dari Eropa dan Australia tidak ada pembatalan. Pasar Eropa dan Australia sampai saat ini masih baik," ungkap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement