Selasa 28 Jan 2020 11:31 WIB

BKPM Berharap Virus Corona tak Pengaruhi Investasi China

Dampak virus corona terhadap realisasi investasi dinilai belum terlalu signifikan.

Red: Nur Aini
Pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia dilakukan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia. Acara disertai dengan penandanganan MoU peningkatan pemahaman pasar modal dan penanaman modal serta sinergi informasi perusahaan di Indonesia antara BKPM dan BEI, Selasa (28/1).
Foto: Republika/Lida Puspaningtyas
Pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia dilakukan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia. Acara disertai dengan penandanganan MoU peningkatan pemahaman pasar modal dan penanaman modal serta sinergi informasi perusahaan di Indonesia antara BKPM dan BEI, Selasa (28/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia berharap wabah virus corona tidak memengaruhi realisasi investasi dari China ke Indonesia.

"Kita berdoa semoga wabah virus corona ini bisa selesai. Corona ini betul-betul buat semua orang galau. Semoga corona tidak berdampak terhadap realisasi investasi China di Indonesia," ujar Bahlil saat jumpa pers terkait penandatanganan nota kesepahaman antara BKPM dan BEI di Jakarta, Selasa (28/1).

Baca Juga

Bahlil menuturkan, untuk saat ini, dampak pandemi corona terhadap realisasi investasi belum terlalu signifikan. Sejauh ini, realisasi investasi China di Indonesia sendiri sudah menembus urutan kedua mengalahkan Jepang.

BKPM akan mengukur seberapa besar pengaruh virus corona pada akhir Februari mendatang untuk dapat melihat dampak virus corona tersebut. Pada Januari, kata Bahlil, tren realisasi investasi masih normal.

"Saya pikir dari BKPM belum ada gejala-gejala dari virus corona yang akan memengaruhi realisasi investasi di Indonesia," kata Bahlil.

Sementara itu, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi mengatakan, dalam jangka pendek wabah virus corona memang berpengaruh terhadap investasi di pasar modal. Apalagi, kata dia, China sendiri sudah mengumumkan bahwa virus corona akan berdampak terhadap perekonomian Negeri Tirai Bambu tersebut, yang tentunya kemudian akan memengaruhi perekonomian global.

"Tapi juga musti diingat bahwasanya wabah tersebut bukan pertama kali kita alami. Sebelumnya ada virus flu burung, SARS, dan lainnya. Itu kalau kita lihat secara historikal pengaruhnya memang ada, tapi secara jangka panjang mudah-mudahan tidak ada," ujar Inarno.

Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa pagi dibuka melemah masih dibayangi kekhawatiran pasar terhadap penyebaran virus corona. IHSG dibuka melemah 22,99 poin atau 0,37 persen ke posisi 6.110,22. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 6,21 poin atau 0,62 persen menjadi 997,58.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement