Kamis 23 Jan 2020 19:22 WIB

BRI Targetkan Kredit Tumbuh 10 Persen

Saat ini segmen mikro masih menjadi salah satu penyokong utama kinerja BRI.

Rep: Novita Intan/ Red: Gita Amanda
BRI menargetkan kredit tumbuh 10 persen. Foto gedung Bank Rakyat Indonesia, (ilustrasi).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
BRI menargetkan kredit tumbuh 10 persen. Foto gedung Bank Rakyat Indonesia, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) (Persero) Tbk menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 10 persen pada tahun ini. Saat ini segmen mikro masih menjadi salah satu penyokong utama kinerja perseroan dan ditargetkan tumbuh 13 persen.

Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengatakan penyaluran kredit BRI mencapai Rp 908,88 triliun atau tumbuh 8,44 persen pada akhir Desember 2019. Pencapaian ini masih di atas rata rata industri perbankan yang tumbuh sebesar 6,08 persen.

Baca Juga

“Salah satu faktor utama pendukung pertumbuhan kredit tersebut yakni penyaluran kredit mikro yang tumbuh double digit  sebesar 12,19 persen sepanjang 2019. Porsi kredit mikro BRI sebagai perusahaan induk saja telah meningkat dari 34,3 persen menjadi 35,8 persen,” ujarnya saat konferensi pers di Gedung BRI Pusat, Jakarta, Kamis (23/1).

Menurutnya saat ini komposisi kredit mikro mencapai 40 persen dari total portofolio pinjaman. Sebagai bank yang melakukan pemberdayaan segmen mikro, perseroan berupaya melakukan inovasi berkelanjutan untuk mendorong penetrasi kredit mikro sehingga menjangkau lebih banyak lagi nasabah. 

“Melalui teknologi, kami kembangkan kredit mikro BRI menjadi go smaller, go shorter dan go faster. Melalui platform berbasis teknologi, BRI mempersiapkan ekosistem mikro berbasis digital untuk melayani potensi pasar mikro yang masih terbuka luas.” jelasnya.

Pertumbuhan kredit BRI juga ditopang oleh pertumbuhan kredit ritel dan menengah yang tumbuh 12,08 persen menjadi Rp 269,64 triliun pada akhir 2019. BRI juga mampu menjaga kualitas kredit level ideal yakni NPL 2,80 persen dengan NPL Coverage mencapai 153,64 persen.

Pada sisi Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 1.000 triliun yakni mencapai Rp 1.021,39 triliun atau naik sebesar 8,17 persen pada akhir 2019. Dana murah (CASA) masih mendominasi portofolio simpanan BRI, mencapai 57,71 persen dari total DPK atau senilai Rp 589,46 triliun. 

“Tahun ini perseroan akan fokus menggarap CASA untuk mengoptimalkan pertumbuhan dana melalui transaction banking di perkotaan maupun melalui micro saving dan micro payment segmen mikro,” ucapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement