Senin 20 Jan 2020 14:02 WIB

APBI: Karet Alam Indonesia Terancam

karet merupakan tanaman perkebunan nonpangan yang saat ini produksinya sudah surplus

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Petani menyadap pohon karet di kebunnya (foto ilustrasi).
Foto: ANTARA/Garifianto
Petani menyadap pohon karet di kebunnya (foto ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) menyatakan, karet alam Indonesia tengah terancam. Para petani pun pesimis, sehingga ada yang mengganti pohon karet menjadi kelapa sawit.

"Jadi kita takut nanti karet alam di Tanah Air semua good bye, dan petani nggak mau lagi tanam karet. Apalagi dengan adanya penyakit (yang menyerang pohon karet)," ujar Ketua APBI Aziz Pane kepada wartawan di Jakarta, Senin, (20/1).

Baca Juga

Ia menjelaskan, karet merupakan tanaman perkebunan nonpangan yang saat ini produksinya sudah surplus namun tidak semuanya terserap oleh pasar. Karet, lanjutnya, juga termasuk dalam kategori tanaman bioenergi multiguna yang sangat potensial dikembangkan menjadi bahan baku bahan bakar nabati didukung kebijakan pemerintah yang telah mencukupi.

Menurut Aziz, Potensi Pemanfaatan karet di luar industri ban semakin terbuka lebar pasca terbitnya beberapa kebijakan terkait penggunaan energi alternatif pengganti Bahan Bakar Minyak untuk jenis diesel atau solar. Biodiesel dapat diaplikasikan baik dalam bentuk 100 persen (B100) atau campuran dengan minyak solar pada tingkat konsentrasi tertentu seperti B20.

"Pemanfaatan biji karet sebagai biodiesel sangat terbuka lebar," kata dia. Dijelaskan, kandungan minyak di dalam daging biji karet mencapai 45,63 persen.

Tanaman karet, kata Aziz, dapat menghasilkan 800 biji karet untuk setiap pohonnya per tahun. Pada lahan seluas satu hektar, dapat ditanami sebanyak 400 pohon karet.

Maka untuk lahan seluas satu hektar diperkirakan dapat menghasilkan 5.050 kg biji karet per tahun. Lalu rendemen minyak biji karet (kering) yaitu 40 sampai 50 persen, sehingga diperkirakan setiap hektar tanaman karet berpotensi menghasilkan 1000 liter minyak.

"Selain banyak digunakan untuk industri ban, karet saat ini telah banyak digunakan untuk industri lain. Di antaranya bahan baku campuran aspal, bantalan Jembatan serta berpotensi untuk pemanfaatan bahan bakar nabati," jelas Aziz.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement