REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia memperkirakan neraca perdagangan Indonesia pada tahun ini mengalami surplus. Hal ini sejalan dengan penyempitan defisit yang terjadi pada akhir 2019.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengatakan kinerja neraca perdagangan Indonesia menunjukkan perbaikan cukup signifikan pada akhir 2019.
"Kami optimistis penyempitan defisit neraca perdagangan akhir 2019 akan berlanjut sepanjang 2020 seiring tekanan ekonomi global yang kian mereda," ujarnya usai acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2020 di Ritz Carlton Pasific Place, Jakarta, Kamis (16/1).
Pada akhir 2019, defisit neraca perdagangan menurun menjadi tiga miliar dolar AS dibandingkan 2018 yang sebesar 8,3 miliar dolar AS. Menurutnya penguatan kinerja neraca perdagangan akan membantu memperbaiki defisit transaksi berjalan (current account deficit) dari kisaran 2,5 persen sampai tiga persen terhadap Produk Domestik Bruto serta menjaga nilai tukar rupiah.
"Kami harap pada 2020 ini, angka defisit neraca perdagangan semakin mengecil dan akan mempengaruhi transaksi berjalan," jelasnya.
Ke depan, Bank Indonesia berharap juga kondisi perekonomian global mengalami perbaikan. Langkah ini untuk mendorong harga komoditas.