Selasa 14 Jan 2020 12:44 WIB

Crown Group Nilai Prospek Pasar Properti di 2020 Cerah

Crown Group meraih penjualan mencapai Rp 460 miliar dalam tiga bulan terakhir

Properti yang dibangun oleh Crown Group di Kota Sydney, Australia
Foto: PT Crown
Properti yang dibangun oleh Crown Group di Kota Sydney, Australia

REPUBLIKA.CO.ID, SIDNEY -- Pengembang terkemuka Australia, Crown Group, telah mengalami dorongan kuat dalam penjualan lebih dari Rp. 460 miliar selama tiga bulan terakhir dan memiliki keyakinan kuat dalam menghadapi tahun 2020 yang menjanjikan karena pasar properti Australia terus mengalami kenaikan.

Direktur Penjualan Crown Group, Prisca Edwards, mengatakan kepercayaan telah kembali ke pasar properti Australia, yang ditunjukan dengan hasil penjualan Crown Group. Pemotongan suku bunga Reserve Bank tahun ini dan dimulainya musim penjualan pada musim semi-musim panas yang kuat secara tradisional telah membuat pembeli kembali ke dua pasar properti terbesar negara itu, Sydney dan Melbourne, serta pertumbuhan positif di Brisbane.

Sydney menikmati minggu lelang tersibuk kedua tahun 2019 selama minggu kedua November, mencatat tingkat pembukaan (lelang) awal sebesar 81 persen dan 664 penjualan.

Antrian pembeli dari musim dingin dan stok yang terbatas juga menyebabkan lonjakan harga di dua pasar properti terbesar Australia tersebut selama bulan Oktober, dengan nilai unit meningkat sebesar 1,85 persen dengan nilai median 720.658 dolar Australia di Sydney dan 2,37 persen dengan nilai median 558.254 dolar Australia di Melbourne.

Secara nasional, nilai hunian tumbuh sebesar 1,2 persen, yang terjadi selama empat bulan berturut-turut sejak Juli 2019, dan kenaikan bulanan terbesar sejak Mei 2015, menurut laporan CoreLogic Home Value Index.

Para ekonom memperkirakan bahwa terbatasnya pasokan apartemen baru, yang ditunjukkan oleh penurunan 20 persen dalam persetujuan pembangunan apartemen pada bulan Juli, dikombinasikan dengan rekor suku bunga rendah, dapat memicu rebound yang cepat untuk harga hunian dalam beberapa bulan mendatang.

photo
Crown Infinity, Surabaya

Ekonom Moody’s, Katrina Ell, meyakini bahwa koreksi harga hunian sebagian besar telah berlalu di sepanjang pantai timur. Nilai apartemen di kota  Sydney diprediksi meningkat rata-rata 7,9 persen pada tahun 2020, diikuti oleh peningkatan sebesar 8,4 persen pada tahun 2021.

Laporan yang dibuat oleh CoreLogic-Moody's juga memperkirakan pertumbuhan sebesar 7 persen pada tahun 2020 diikuti dengan peningkatan 7,8 persen pada tahun 2021 untuk Melbourne.

Laporan tesebut juga sesuai dengan perkiraan HSBC – pertumbuhan harga hunian sebesar satu digit pada tahun 2020 untuk Sydney dan Melbourne. Laporan akhir tahun yang dibuat oleh Commonwealth Bank of Australia juga memperekuat prediksi yang dibuat oleh CoreLogic – Moody’s.

Commonwealth Bank of Australia memperkirakan penurunan suku Bunga deposito sebesar 0,5 persen pada bulan Maret 2020. Sementara tingkat hunian sewa di kota Sydney, diprediksi di bawah 3 persen.

Sydney perlu mendorong kegiatan pembangunan hunian mendekati 35.000 Unit untuk memgimbangi  pertumbuhan penduduk yang terjadi dengan tingkat pembangunan saat Ini yang masih berkisar di angka 25.000 Unit

Lebih lanjut Commonwealth Bank of Australia juga menjelaskan beberapa kunci utama dalam cerahnya prospek tahun 2020. Kondisi perekonomian dan pertumbuhan lapangan pekerjaan yang positif, tingginya pengeluaran pemerintah kota Sydney dalam hal infrastruktur trasporatsi yang mencapai Rp 460 triliun, semakin menurunnya hutang usaha serta kembalinya kepercayaan di sektor pasar hunian.

"Crown Group mengalami lonjakan kuat dalam penjualan selama tiga bulan terakhir dan kami berharap akan terus tumbuh secara eksponensial pada 2020," katanya.

“Pada bulan Agustus, kami menjual proyek hunian di Sydney kami senilai total Rp 192 miliar dan pada bulan September dan Oktober angka tersebut tetap kuat dengan penjualan lebih dari Rp 110 miliar setiap bulannya. Kami melihat tahun yang sangat kuat di depan, ditandai dengan minat baru dari pembeli karena fundamental pasar yang solid: suku bunga rendah, pembangunan hunian yang lambat dan meningkatnya permintaan ”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement