Senin 13 Jan 2020 23:29 WIB

Bertemu Duta Besar, Menkop Bahas Upaya Ekspor UKM

Kemenkop dan kedutaan akan lakukan pendampingan tingkatkan kapasitas UMKM

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki
Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki bertemu Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Swiss dan Duta Besar RI untuk Ekuador. Pertemuan itu membahas strategi memacu ekspor produk Usaha Kecil Menengah (UKM).

Teten menegaskan, produk UKM Indonesia memiliki potensi ekspor besar yang bisa ditingkatkan ke kedua negara tersebut. Ia menerima Duta Besar RI untuk Swiss Muliaman Hadad dan Duta Besar RI untuk Ekuador Diennaryati Tjokrosuprihatono  secara terpisah di ruang kerjanya, di Jakarta, pada Senin (13/1).

Teten menjelaskan, sejumlah produk UKM seperti kopi, kakao, produk berbasis kayu, produk berbasis maritim berpeluang di ekspor lebih besar ke Swiss. Maka Kemenkop UKM bersama Muliaman, akan melakukan pendampingan meningkatkan kapasitas teknis dan usaha serta membuka akses yang lebih luas bagi para UKM.

Dirinya menambahkan, Swiss akan menjadi gerbang ekspor  produk Indonesia ke negara- negara Uni Eropa. "Kita akan gunakan Swiss masuk ke pasar Uni Eropa, karena sudah ada perjanjian perdagangan bebas Indonesia dengan Swiss. Kita akan manfaatkan kerja sama ini," ujar Teten.

Ia menuturkan, selain kakao, salah satu komoditi yang akan ditingkatkan ekspornya yakni kopi. Ini mengingat Swiss menjadi importir kopi premium cukup tinggi.

Nilai ekspor kopi Indonesia ke Swiss, kata dia, mencapai 30 juta dolar AS. Nantinya, Indonesia akan mengirim delegasi melakukan penjajakan ekspor ke Swiss.

Teten mengatakan, selama ini eksportir banyak yang langsung datang ke petani untuk mencari komoditi kopi maupun kakao. Hanya saja ke depannya, ditargetkan nilai ekspor yang lebih besar bekerja sama dengan perusahaan seperti Nestle.

Seperti diketahui ekspor UKM Indonesia saat ini baru mencapai 14,5 persen. Targetnya hingga 2024 ekspor UKM akan naik hingga dua kali lipat atau mencapai 30 persen.

Muliaman mengakui Swiss telah menjadikan kopi sebagai produk unggulan yang kemudian dipasarkan ke seluruh dunia. "Kopi Indonesia sangat top di Swiss. Peluang pasar ini sangat terbuka lebar," kata dia pada kesempatan serupa.

Ia menjelaskan, perjanjian perdagangan bebas antar kedua negara harus harus dimanfaatkan seoptimal mungkin agar meningkatkan ekspor Indonesia ke Swiss.

"Calon eksportir harus dibina dan ditingkatkan kapasitasnya, dibuka aksesnya dan ditambah pengetahuannya," kata Muliaman.

Sementara, Duta Besar RI untuk Ekuador Diennaryati mengatakan, saat ini produk UKM Indonesia yang masuk ke Ekuador masih harus ditingkatkan. Berbagai festival atau pameran dagang, seperti Festival CIDAP dijadikan sebagai sarana untuk memperkenalkan produk Indonesia di negara tersebut.

"Tahun lalu kami membawa UKM kain songket, wayang dan handycrat," kata Diennaryati usai diterima Menteri. Ia mengatakan hubungan kerja sama antar kedua negara masih baru, sehingga penjajakan perdagangan sangat diperlukan.

Menurutnya, Ekuador membutuhkan produk UKM seperti alas kaki, furniture, kosmetika fashion, produk obat-obatan herbal. "Ekuador juga sedang getol mencari produk kemasan berbahan baku alam pengganti plastik. Kemungkinan untuk perdagangan yang lebih luas sangat besar," tutur Diennaryati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement