REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengikuti kunjungan kerja sama antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohamed Bin Zayed di Uni Emirat Arab (UEA) pada Ahad (12/1) kemarin. Erick memberikan penjelasan sejumlah kerja sama melalui Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga.
Kata Erick, pertemuan Presiden Jokowi dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohamed Bin Zayed menghasilkan sebelas perjanjian bisnis dan lima perjanjian dengan pemerintah di bidang energi dan migas, petrokimia, pelabuhan, telekomunikasi, serta riset.
"Dengan total investasi sebesar 22,89 miliar dolar AS atau setara Rp 314,9 triliun," ujar Erick dalam pernyataannya yang dibacakan Arya di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (13/1).
Erick merinci kerja sama meliputi Pertamina dengan Abu Dhabi National Oil Company (Adnoc) yang memiliki cadangan minyak terbesar nomor tujuh di dunia.
Kemudian Pertamina juga menjalin kerja sama dengan perusahaan migas UEA, Mubadala untuk eksplorasi dan produksi minyak dan gas hulu internasional. Selain itu, lanjut Erick, ada Inalum yang bekerja sama dengan Emirates global aluminium sebagai produsen alumunium premium terbesar di dunia, PLN kerja sama dengan Masdar dalam oemhemabnhaby energi baru terbarukan.
"Untuk pembangunan PLTS terapung di Cirata, ini akan jadi pembangkit terbesar di Asia Tenggara," kata Erick.
Erick akan memastikan target kerja sama dengan UEA hingga alih teknologi dapat terealisasi. Selain itu, Erick juga berusaha menambah investasi dari negara lain. Erick menilai kunci keberhasilan BUMN bekerja sama ialah terpenuhinya tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG).
"Ketika GCG-nya bagus maka tidak susah untuk mencari mitra investasi," ucap Erick.