REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk (BCA) terus menjajaki kerja sama dengan sistem pembayaran global asal negeri China, Alipay dan WeChat Pay. Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengatakan saat ini proses masih berlanjut, seiring dengan penerapan Quick Response Indonesia Standard (QRIS).
"Lagi proses tapi kan ada ketentuan baru soal QRIS, itu kita harus terhubung dulu dengan salah satu (perusahaan) internasional teknologi, nah kita belum, kita mau gandeng," kata dia di Jakarta, Senin (13/1).
Saat ini, perbankan Indonesia yang sudah bekerja sama dengan sistem pembayaran global adalah CIMB Niaga. Mereka menggunakan induknya, CIMB di Malaysia yang sudah bekerja sama dengan WeChat dan perusahaan teknologi internasional lainnya.
"Itu bisa dipakai sebagai vehicle dan itu bisa dipakai lebih dulu," katanya.
Sementara BCA masih menunggu proses internal dengan perusahaan teknologi yang akan jadi jembatan. Baik WeChat Pay maupun Alipay akan dijajaki keduanya oleh BCA. Jahja memperkirakan kesepakatan dengan WeChat Pay akan lebih duluan pada tahun ini.
Jahja mengatakan ingin secepatnya meneken kerja sama apalagi sudah ada pihak yang duluan memanfaatkan. BCA hanya tinggal menunggu kesepakan dengan pihak teknologi internasional.