REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri (Wamen) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo menyebutkan memang terdapat kerugian di portofolio dari sisi saham milik PT Asabri (Persero). Namun belum diketahui terkait jumlah kerugian tersebut.
“Memang ada kerugian di portofolio sisi sahamnya. Ini sedang kita kaji karena nilainya bergerak terus tapi memang ada penurunan nilai di sisi sahamnya,” katanya di Gedung Mahkamah Agung RI, Jakarta, Senin (13/1).
Kartika masih belum tahu waktu pasti dimulainya terdapat kerugian pada saham Asabri sebab masih dilakukan investigasi bersama Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). “Kita lagi teliti dan menginvestigasi dengan BPK jadi belum terlihat dari kapannya. Tapi ini sudah cukup lama,” ujarnya.
Di sisi lain, ia mengaku belum mengetahui strategi yang akan ditempuh dalam menyelesaikan kasus Asabri sebab masih dalam proses pendalaman bersama Menkopolhukam Mahfud MD. “Belum tahu, baru mau kita teliti dulu kejadiannya seperti apa dan loss-nya seperti apa. Kalau opsi Asabri belum ada opsi,” katanya.
Ia mengatakan strategi tersebut pasti berbeda dengan penyelesaian kasus PT Asuransi Jiwasraya (Persero) sebab Asabri merupakan asuransi sosial sehingga tidak dilakukan secara business to business (B2B).
“Asabri kan asuransi sosial bukan privat jadi pasti penyelesaiannya beda dengan Jiwasraya. Tidak bisa dalam konteks B2B, agak sulit karena mereka asuransi sosial,” katanya.
Kartika menuturkan Kementerian BUMN akan berkoordinasi dengan Menkopolhukam Mahfud MD melalui pertemuan yang akan dilakukan pada akhir pekan ini. “Dipanggil Menteri Polhukam dulu. Belum tahu, akhir minggu ini mungkin," ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan pihaknya akan segera merombak jajaran direksi PT Asabri (Persero) dalam waktu dekat yang diperkirakan pada tahun 2020. “Ya pasti (dirombak), saya kira. Tahun ini, tahun ini (perombakannya),” katanya.
Ia belum dapat memastikan perombakan direksi PT Asabri tersebut dilakukan secara keseluruhan atau tidak sebab masih akan didiskusikan dengan Menteri BUMN Erick Thohir. “Belum tahu, belum tahu. Ini masih diskusi sama Pak Menteri,” ujarnya.
Sebelumnya pada Jumat (10/1), Menkopolhukam Mahfud MD mengaku sudah mendengar isu dugaan korupsi di tubuh PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri) sehingga ia meminta hal itu diungkap secara tuntas.
"Ya, saya mendengar ada isu korupsi di Asabri yang mungkin itu tidak kalah fantastisnya dengan kasus Jiwasraya, di atas Rp10 triliun," katanya.
Ia pun akan memanggil Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk meminta kejelasan soal dugaan korupsi di PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri) pada pekan ini.
"Minggu ini (akan dipanggil). Kan masih pada di luar negeri semua itu, pak Erick dan lainnya. Jadi kita akan panggil dan kemudian akan jalan (pembahasannya)," katanya.