Kamis 09 Jan 2020 10:57 WIB

Ghosn: Renault-Nissan Harusnya Merger dengan Fiat Chrysler

Fiat Chrysler memilih untuk merger dengan Peugeot.

Carlos Ghosn
Foto: EPA/Kimimasa Mayama
Carlos Ghosn

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Carlos Ghosn, mantan kepala aliansi Renault-Nissan, pada hari Rabu (8/1) waktu setempat menyesalkan kegagalan Renault-Nissan untuk merger (bergabung) dengan Fiat Chrysler (FCA). Akhirnya Fiat Chrysler memilih untuk merger dengan Peugeot (PSA).

Berbicara di depan umum untuk yang pertama sejak pelarian dramatisnya dari Jepang pada akhir 2019, Ghosn mengatakan kepada wartawan di Beirut bahwa ia telah bernegosiasi dengan John Elkann, anggota keluarga pemilik Fiat.

Baca Juga

"Pada 2017, aliansi itu adalah grup otomotif nomor satu. Tiga perusahaan berkembang dan menguntungkan. Kami sedang bersiap untuk menambahkan Fiat Chrysler ke grup karena saya sedang bernegosiasi dengan John Elkann agar Fiat Chrysler bergabung," kata Ghosn dikutip dari Reuters, Kamis (9/1).

"Saya punya kontak dengan FCA. Kami memiliki banyak pemahaman dan dialog yang sangat baik. Sayangnya, saya ditangkap sebelum kita bisa mencapai suatu kesimpulan," ujarnya menambahkan.

Renault-Nissan telah berada dalam kekacauan manajemen sejak penangkapan Ghosn di Tokyo pada November 2018 atas tuduhan pelanggaran keuangan, yang ia bantah. Dia sedang menunggu persidangan di Jepang ketika dia melarikan diri ke Libanon.

Fiat Chrysler dan Renault mengumumkan rencana kerja sama mereka untuk bergabung, sebesar 35 miliar dolar AS pada Mei 2019 (waktu ketika Ghosn ditahan, red). Tapi perusahaan Italia-Amerika itu mundur 10 hari setelah kesepakatan diumumkan.

Aliansi Renault-Nissan telah berjuang untuk bergerak sejak runtuhnya kesepakatan, yang seharusnya akan menjadikannya pembuat mobil terbesar ketiga di belakang Volkswagen dan Toyota. "Aliansi itu melewatkan hal yang tidak dapat disesalkan, yaitu Fiat Chrysler. Itu tidak bisa dipercaya, mereka memakai PSA," kata Ghosn.

"Bagaimana Anda bisa melewatkan peluang besar itu untuk menjadi pemain dominan di industri ini? Siapa pemenang semua ini? Ini peluang bagus untuk PSA, namun kerugian besar bagi Renault," ujarnya lebih lanjut.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement