Rabu 08 Jan 2020 23:26 WIB

Banjar Angkat Pamor Buah Lokal Lewat Festival Durian

Pemerintah Kabupaten Banjar menggelar Festival Durian 2020 di Danau Tamiyang

Pemerintah Kabupaten Banjar menggelar Festival Durian 2020 di Danau Tamiyang Desa Mandikapau Barat Kecamatan Karangintan, Kabupaten Banjar.
Foto: Kementerian Pertanian
Pemerintah Kabupaten Banjar menggelar Festival Durian 2020 di Danau Tamiyang Desa Mandikapau Barat Kecamatan Karangintan, Kabupaten Banjar.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJAR -- Kabupaten Banjar dikenal memiliki sumber daya genetik buah lokal yang melimpah, diantaranya jeruk, durian, rambutan, nenas hingga manggis. Guna mengangkat pamor durian lokal serta mendukung pengembangan agrowisata, Pemerintah Kabupaten Banjar menggelar Festival Durian 2020 di Danau Tamiyang Desa Mandikapau Barat Kecamatan Karangintan, Kabupaten Banjar.

Pembukaan acara festival dihadiri Bupati Banjar, Staf Ahli Gubernur Kalsel serta Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian (8/1). Sebanyak 125 jenis durian lokal, buah eksotik dan aneka makanan olahan asal durian dipamerkan dalam festival tahunan tersebut.

Bupati Banjar, KH Khalilurrahman, menyebut festival buah di daerahnya sengaja digelar untuk mempromosikan keunggulan buah-buahan lokal Banjar. "Banjar adalah pusat durian terbesar di Kalimantan Selatan. Melalui festival durian ke-4 ini kita ingin angkat buah lokal sekaligus memotivasi petani lebih semangat berbudidaya buah-buahan. Kalau mau cari Durian unggul, silakan datang ke Banjar," kata Khalil, sapaan akrabnya. "Ini bagian dari cara kita mewujudkan Banjar yang Sejahtera dan Barokah," tambahnya.

Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian, Liferdi Lukman menyambut positif upaya Pemkab Banjar mengangkat kekayaan buah-buahan eksotis dan durian lokal. "Durian, rambutan dan manggis adalah buah asli Indonesia. Di belahan dunia manapun, namanya tetap itu juga. Kalimantan khususnya Banjar adalah pusatnya. Kita harus bersyukur Banjar dianugerahi kekayaan sumber daya genetik" ujar Liferdi.

Banjar selama ini lebih dikenal sebagai sentra besar penghasil jeruk siem. Sejak 2006 hingga 2019, Kementerian Pertanian telah mengalokasikan kegiatan pengembangan kawasan jeruk siem seluas 284 hektar. "Tahun 2020 nanti kami alokasikan khusus pengembangan jeruk siem skala korporasi seluas 100 hektar dan melati 13.500 m2. Selain itu juga ada juga bawang dan cabai 55 ha. Untuk durian Banjar kita dorong untuk didaftar varietasnya agar tetap eksis dan berkembang menjadi unggulan daerah. Dari sekian banyak varietas unggul tersebut harus ada yang dikembangkan dalam skala lebih masif," ujarnya.

Lebih lanjut Liferdi mengatakan, Kementerian Pertanian era Menteri Syahrul Yasin Limpo berkomitmen mengembangkan pertanian sesuai potensi dan kearifan wilayah masing-masing daerah melalui Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani). Ujung tombaknya adalah Balai Pelatihan Pertanian (BPP) yang tersebar di seluruh kecamatan di Indonesia. Pada tahun 2020-2021 setidaknya terdapat 7 BPP Kecamatan di Kabupaten Banjar yang akan dikelola dan diberdayakan melalui program Kostratani tersebut.

Untuk pembiayaan, bisa pakai Kredit Usaha Rakyat. Untuk hortikultura secara nasional disiapkan Rp 6,3 triliun, sementara untuk Kalsel disiapkan Rp 63 miliar," katanya.

Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor dalam sambutan tertulis yang dibacakan Staf Ahli Gubernur Kalsel Bidang Ekonomi dan Pembangunan, H Faried mengatakan bahwa Kalimantan Selatan harus berbangga karena menjadi pusatnya durian dan buah-buahan eksotik.

"Kebanggaan yg harus diikuti upaya pelestariannya. Harus kita pikirkan agar bermanfaat bagi masyarakat dan menjadi daya tarik wisata," kata Gubernur yang akrab dipanggil Paman Birin tersebut. "Jangan ragu menduniakan kontes durian Kalimantan Selatan lewat media sosial yang tak berbatas. Agar bisa dilihat anak cucu kita nanti," tukasnya.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, HM Fachry, menyebut daerahnya memiliki berbagai macam buah eksotis dan durian. Setidaknya terdapat 19 varietas durian lokal unggulan yang sudah dan akan dilepas menjadi varietas nasional yaitu Si Japan, Si Hijau, Si Dodol, Bamban Biri, Dodol Mascinta, Gading Abirau, Idangan Biih, Hintalo, Penyangat Kuning, Kuning Janar, Gantang 88, Kolam, Si Penganten, Si Lasung, Bamban Balau, Tayut, Si Puteri, Tawakal dan Guguling. Festival juga menampilkan puluhan macam buah eksotis diantaranya kasturi, hampalam, munda, kalangkala, jajantik, kapayang, langsat, limau kuit, katapi dan kapul.

"Varietas Si Jampang pernah menjuarai kontes durian tingkat nasional. Tahun lalu varietas Si Penganten yang menjuarai kontes tingkat Banjar. Tahun ini yang menang kontes adalah Si Duri Hitam disusul Si Satria dan Si Belek. Juara favoritnya Si Kampat. Soal rasa boleh lah diadu dengan durian lain yang lebih dulu terkenal. Kami terus inventarisasi kekayaan plasma nutfah buah-buahan Kabupaten Banjar agar tidak punah dan bahkan bisa makin berkembang. Harapannya ke depan usaha tani buah dan pariwisata bisa lebih berkembang," ungkap Fachry optimis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement