Selasa 07 Jan 2020 18:56 WIB

PLN dan Masdar Kebut Proyek PLTS Terapung Cirata

Masdar dan PLN bersama membangun PLTS terapung pertama di dunia.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Foto udara suasana Waduk Cirata di Cipendeuy, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (3/1).
Foto: Abdan Syakura_Republika
Foto udara suasana Waduk Cirata di Cipendeuy, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (3/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) menggandeng Masdar perusahaan asal Uni Emirat Arab untuk membangun PLTS Terapung Cirata. Direktur Pengadaan Strategis I PLN, Sripeni Inten Cahyani menjelaskan pada 11 Januari esok, Power Purchase Agreement (PPA) akan diteken antara PLN dan Masdar di hadapan kedua pemimpin negara.

Sripeni menjelaskan dengan ditekennya PPA untuk pembangunan PLTS terapung Cirata ini maka Masdar dan PLN akan bersama sama membangun PLTS terapung pertama di dunia. Masdar akan memiliki 49 persen saham di PLTS tersebut dan PLN memiliki saham mayoritas sebesar 51 persen.

Baca Juga

"Setelah PPA, akan ada financial close yang semoga satu tahun selesai. Jadi harapannya pada 2022 mendatang proyek sudah bisa beroperasi," ujar Sripeni di Kantor Kemenko Maritim dan Investasi, Selasa (7/1).

Sripeni menjelaskan nilai investasi proyek PLTS Terapung ini sebesar 129 juta dolar. Proyek ini akan berjalan selama 25 tahun dengan kesepakatan harga listrik sebesar 5,8 sen per kwh.

Sripeni menjelaskan PLTS dengan kapasitas 145 MW ini nantinya akan dibangun secara bertahap. Pada tahap awal, kedua perusahaan ini akan membangun PLTS dengan kapasitas 50 MW.

"Pembangunan akan dilakukan bertahap, nantinya 50 MW pertama akan selesai pada awal 2021 mendatang. Baru nanti setelahnya yang penting pada 2022 mendatang 145 MW selesai semua," kata Sripeni.

Wakil Menteri BUMN I, Budi Gunadi Sadikin menjelaskan selain untuk PLN, Uni Emirat Arab juga akan masuk ke tiga proyek energi lainnya. Tiga proyek tersebut adalah masuknya Adnoc pada kilang Balongan. Kemudian Mubadalah yang akan ikut investasi di kilang Balikpapan. Terakhir adalah kerjasama antara Inalum dan Enterprice Global Alumunium (EGA) yang akan bersama mengerjakan kilang Inalum.

"Jadi kalau ditotal semua investasi ada 16 miliar dolar untuk energi saja. Tetapi mereka akan masuk terlibat pada pendanaan sebesar 3 miliar dolar," ujar Budi di lokasi yang sama, Selasa (7/1).

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement