REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Harga saham Saudi Aramco mengalami penurunan yang cukup tajam pada perdagangan Ahad (5/1). Di sesi terakhir, saham perusahaan raksasa minyak itu ditutup melemah 1,7 persen ke level 34,55 riyal.
Dilansir Reuters pada Ahad (5/1), penurunan tersebut merupakan yang terendah sejak Saudi Aramco melakukan penawaran perdana saham (IPO) pada bulan lalu. Penurunan ini disinyalir karena terdampak konflik antara Amerika Serikat (AS) dan Iran.
Sebagai informasi, saat diperdagangkan untuk pertama kalinya saham Saudi Aramco berada di level 32 riyal. Pada pengujung 2019, saham Saudi Aramco sempat menyentuh level 38,70 riyal.
Seperti diketahui, hubungan AS-Iran sempat berkecamuk beberapa waktu lalu. Tensi kian memanas setelah AS membunuh Jenderal Besar Iran, Qasem Soleimani, dalam sebuah serangan pada Jumat pekan lalu.
Hal ini pun dikhawatirkan dapat mempengaruhi pasokan minyak global. Selain terimbas perang dagang, ada banyak katalis negatif lainnya yang memengaruhi pergerakan saham Saudi Aramco.
Masyarakat di berbagai negara kini mulai mengurangi konsumsi terhadap gas dan minyak. Mereka beralih menggunakan kendaraan listrik ataupun hybrid.
Masyarakat juga mendesak pemerintah untuk menggunakan produk-produk yang bersifat ramah lingkungan. Mereka mulai sadar secara moral bahwa industri minyak dan gas ke depannya akan sangat suram.