REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak 1 Januari 2020 banjir melanda wilayah Jabodetabek yang berdampak pada pemadaman listrik. Hingga H+4 tercatat sekitar empat persen gardu listrik yang dipadamkan demi menjaga keselamatan warga.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengimbau berbagai pihak terkait terutama PT PLN (Persero) agar dapat lebih cepat tanggap hadir untuk kepentingan masyarakat. "Gardu listrik yang padam tadinya ribuan sekarang tinggal 4 persen yang masih padam karena untuk menjaga keselamatan juga," ujarnya saat meninjau lokasi posko banjir di Cengkareng, Ahad (5/1).
Namun Erick belum bisa memastikan kapan seluruh pasokan listrik ini dapat kembali normal secara keseluruhan. Saat ini PLN belum sepenuhnya mengaktifkan kembali aliran listrik di sekitar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek).
"Tergantung daerah yang tergenang. Karena tidak mungkin juga kita menyalakan listrik kalau daerah itu tidak siap. Malah takutnya kaya kemaren viral tuh orang megang tiang listrik pada jatoh," ucapnya.
Erick optimistis gardu listrik yang sempat terendam akan berangsur pulih sekitar 12 gardu. "Ini sekali lagi kenapa padam? Karena nomor satu menjaga keselamatan juga, karena banjir sendiri yang namanya listrik itu sangat berbahaya, makanya kita padamkan," sambungnya.
Mengutip laman Pelita PLN Disjaya, hingga 3 Januari 2020, dari total 5.744 gardu distribusi terdampak banjir di Jabodetabek, PLN telah menyalakan sebanyak 5.001 atau sebesar 87 persen dan sisa 743 gardu distribusi masih dipadamkan sementara demi keamanan warga. Adapun wilayah yang masih banyak mengalami pemadaman di Jabodetabek yaitu Cengkareng, Bandengan, Kebun Jeruk, Jasinga, Nanggung, Cibitung dan Wanasari.