REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sepanjang 2019 (year to date) mencapai 2,72 persen. Inflasi 2019 lebih rendah dibandingkan inflasi sepanjang 2018 yang mencapai 3,13 persen.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan seluruh kelompok pengeluaran mengalami inflasi di sepanjang 2019. Kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 4,28 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 3,97 persen, dan kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 1,75 persen. "Selain itu, kelompok sandang inflasi sebesar 4,93 persen, kelompok kesehatan sebesar 3,46 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 3,25 persen, dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,17 persen," katanya, Kamis (2/1).
Beberapa komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi selama 2019 antara lain emas perhiasan sebesar 0,16 persen, cabai merah sebesar 0,15 persen, tarif sewa rumah dan bawang merah masing-masing sebesar 0,10 persen. Ikan segar, rokok kretek filter, nasi dengan lauk masing-masing memberi andil terhadap inflasi sebesar 0,09 persen, tarif kontrak rumah sebesar 0,08 persen, bawang putih dan upah pembantu tumah tangga masing-masing sebesar 0,06 persen.
Inflasi tertinggi pada tahun 2019 terjadi pada Mei sebesar 0,68 persen. Sedangkan deflasi tertinggi pada tahun 2019 terjadi pada September sebesar 0,27 persen.
Inflasi.