Selasa 31 Dec 2019 11:37 WIB

Kaleidoskop 2019: Serba-serbi Ekonomi Indonesia hingga Skandal Garuda

Setahun berlalu, ada banyak peristiwa penting di Tanah Air.

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
.
.

Kaleidoskop 2019

Ilustrasi ulasan sepanjang 2019

Cermati.com, Jakarta – Setahun telah berlalu. Sebentar lagi, tahun kan berganti. Berbagai peristiwa seputar perekonomian Indonesia terjadi dan menarik untuk diketahui.

Biar enggak ‘buta-buta’ amat dengan kondisi perekonomian Tanah Air yang sedikit banyaknya berpengaruh pada kemampuan ekonomi setiap masyarakat Indonesia, tak ada salahnya sedikit kilas balik apa saja yang pernah terjadi di negeri ini.

Berikut Cermati.com ulas kaleidoskop seputar perekonomian yang ada di Indonesia dalam setahun terakhir hingga skandal maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Simak ini.

 

1. Rupiah Hanya Berkutat di Rp 14 Ribuan

Kurs Rupiah-Dolar AS

Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS

Seperti yang kita tahu, pergerakan nilai tukar rupiah dalam beberapa tahun terakhir tampak berat terhadap nilai tukar dolar AS. Bahkan sempat mengalami tekanan terendah sejak krisis 1998.

Namun, meski sempat terjerembab paling dalam yakni Rp15.253/USD pada 11 Oktober 2018 lalu berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor), mata uang Garuda ini mampu sedikit beranjak dari keterpurukan.

Setidaknya, rupiah mampu menguat dalam setahun terakhir meski masih berkutat di level Rp14 ribuan per dolar AS. Sebut saja 31 Desember 2018, data Jisdor menunjukkan rupiah berada di level Rp14.481/USD, lalu pada 2 Januari 2019, nilai tukar rupiah di posisi Rp14.465/USD

Tapi di pertengahan bulan terakhir tahun ini (16/12/2019) rupiah di angka Rp14.004/USD. Bahkan menjelang penghujung 2019, rupiah sedikit menunjukkan taringnya ke posisi Rp13.945/USD pada 30 Desember 2019. Bagaimana pergerakan rupiah-dolar AS di 2020?

2. DP Kredit Rumah hingga Mobil Turun

Kredit Rumah dan Mobil

Ilustrasi kredit rumah dan mobil

Di tahun 2019, mereka yang sudah lama mengidam-idamkan punya rumah dan mobil baru bisa menghelas napas lega. Sebab Bank Indonesia (BI) memutuskan melonggarkan kebijakan moneternya dengan menurunkan suku bunga acuannya (BI 7 day repo rate), termasuk penurunan uang muka KPR serta mobil, dan lainnya.

Selain memangkas BI 7 day repo rate ke 5.00% pada 24 Oktober 2019 dari sebelumnya sempat bertahan di 6.00% selama 8 bulan, BI juga sempat menurunkan uang muka KPR dan kredit kendaraan bermotor menjadi 5-10%. Gimana, ada rencana beli rumah atau mobil baru?

3. Susunan Menteri Ekonomi Terpilih 2019-2024

Tim Ekonomi Kabinet Kerja Jilid II

Para menteri ekonomi kabinet kerja jilid II via Tempo

Bekerja melayani masyarakat serta mengabdi pada negara dengan cara membantu Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam masa pemerintahan lima tahun ke depan, para menteri ekonomi terpilih dalam jajaran kabinet kerja jilid II periode 2019-2024 resmi dilantik.

Para menteri ekonomi terpilih itu di antaranya:

  • Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Airlangga Hartarto)
  • Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Luhut Binsar Panjaitan)
  • Menteri Keuangan (Sri Mulyani Indrawati)
  • Menteri Perindustrian (Agus Gumiwang Kartasasmita)
  • Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wishnutama)
  • Menteri Tenaga Kerja (Ida Fauziah)
  • Menteri Perdagangan (Agus Suparmanto)
  • Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Arifin Tasrif)
  • Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Bidang Inovasi (Bambang PS Brodjonegoro)
  • Menteri Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (Basuki Hadimuljono)
  • Menteri Perhubungan (Budi Karya Sumadi)
  • Menteri Komunikasi dan Informatika (Jhonny Plate)
  • Menteri Kelautan dan Perikanan (Edhy Prabowo)
  • Menteri Agraria dan Tata Ruang (Sofyan Djalil)
  • Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas (Suharso Monoarfa)
  • Menteri Badan Usaha Milik Negara (Erick Thohir)
  • Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Teten Masduki)
  • Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo)
  • Kepala BKPM (Bahlil Lahadalia)

Baca Juga: Susunan Kabinet Jokowi 2019-2024 Resmi Dilantik. Siapa Saja Mereka?

4. Pindah Ibu Kota ke Kalimantan Timur dan Biayanya

Jakarta sudah tak sanggup lagi menanggung beban keriuhan di berbagai bidang, mulai dari ekonomi, politik, hingga sosial. Itulah yang jadi salah satu keputusan pemindahan ibu kota baru di Kalimantan Timur.

Guna memindahkan ibu kota baru di pulau yang berbatasan dengan negara tetangga, Malaysia dan Brunei Darussalam, ini kabarnya menelan biaya yang tak sedikit. Jumlahnya sekitar Rp466 triliun.

Tak heran bila pemerintah menggenjot untuk mengerjasamakan proyek-proyek pembangunan ibu kota baru kalimantan ini dengan pihak BUMN dan swasta. Sebab, jika hanya dibiayai oleh negara saja, jumlah APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) tidak akan cukup.

Pembiayaan yang diperlukan untuk pembangunan ibu kota baru Kalimantan Timur adalah:

  • Pembangungan infrastruktur, fasilitas kantor pemerintahan (dana dari APBN)
  • Pembangunan infrastruktur utama dan fasilitas sosial (dana dari BUMN)
  • Pembangunan infrastruktur utama dan fasilitas sosial (dana dari kerjasama pemerintah dan swasta)
  • Pembangunan perumahan/properti dan fasilitas komersial lainnya (dana murni dari swasta)

Baca Juga: Ibu Kota Baru Kalimantan Timur: Desain, Jadwal Pindah, dan Sayembara!

5. Penyelundupan Sepeda Berakhir Kisruh di Garuda Indonesia

Penyelundupan Brompton dan Harley di Garuda

Konferensi pers penyelundupan Brompton dan Harley oleh Menkeu dan Menteri BUMN via Tribunnews

Salah satu petinggi perusahaan pelat merah membawa komponen sepeda motor Harley Davidson dan sepeda gowes Brompton beberapa waktu lalu, dalam penerbangan eksklusif dari Perancis ke Bandara Soekarno-Hatta.

Ya, apa yang dilakukan Direktur Utama Garuda Indonesia ini ilegal. Sebab kedua komponen barang yang tergolong mewah dan kena cukai ini tanpa sepengetahuan Ditjen Bea Cukai Kementerian Keuangan, dan berujung pada pencopotan pentolan Garuda, Ari Askhara.

Tak pelak, hal ini pun menimbulkan kisruh tersendiri dalam kubu internal perusahaan penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Dari peristiwa itu pula, akhirnya mulai terkuak berbagai skandal yang selama ini terjadi di perusahaan go public ini, mulai dari amburadulnya catatan keuangan perusahaan, hingga kehidupan pribadi urusan affair jajaran direksi Garuda Indonesia.

Tak terelakkan lagi, kondisi tersebut menyeret bisnis maskapai di bawah bendera BUMN dengan kode saham GIAA ini. Harga saham Garuda merosot. Bahkan saham Garuda sempat anjlok 56 poin atau 10,37% dari level Rp540 dropped ke Rp484 per lembar saham pada awal Desember (2/12/2019).

6. Target Ekonomi Pemerintah dan Kondisi Keuangan Negara

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Pertumbuhan ekonomi Indonesia

Dalam APBN 2019, pemerintah menargetkan ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5,3% (year on year/YoY) dari Produk Domestik Bruto (PDB). Harapan ini lebih besar dari capaian pertumbuhan ekonomi 2018 yang sebesar 5,17% (YoY).

Sedangkan inflasi di tahun ini diperkirakan sebesar 3,5% (YoY). Sementara itu, realisasi inflasi sepanjang tahun 2018 mencapai 3,13% (YoY).

Bagaimana dengan kondisi keuangan negara di 2019?

Masih dalam APBN 2019, pendapatan negara di tahun ini ditargetkan mencapai 2.165,1 triliun, sedangkan belanja negara diperkirakan mencapai Rp2.461,1 triliun. Artinya, pengeluaran lebih besar ketimbang pendapatan.

Dengan demikian, keuangan negara di tahun 2019 diperkirakan mengalami defisit hingga Rp296 triliun atau 2,19% dari PDB. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah PDB Indonesia pada 2018 sebesar Rp14.837,4 triliun.

Sebagaimana banyak diberitakan media massa, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, penerimaan negara hingga 30 November 2019 sebesar Rp1.677,1 triliun, sedangkan realisasi belanjanya pada periode ini mencapai Rp2.046 triliun.

Maka dari itu, APBN 2019 hingga 30 November tahun ini mengalami defisit sebesar Rp368,9 triliun.

Semoga Tahun 2020 Lebih Baik

Tahun Baru 2020

Menyambut tahun baru 2020

Itulah serba-serbi sekelumit perekonomian Indonesia di tahun 2019. Akankah tiap poin di atas terus membaik dan rencana-rencana pembangunan ekonomi ke depan seperti yang diharapkan?

Apakah menteri-menteri ekonomi kabinet kerja jilid II pemerintahan Jokowi-Ma’ruf ini bekerja dengan hasil yang memuskan? Kita tunggu saja perjalanan dalam setahun ke depan. Semoga tahun 2020 lebih baik dari tahun ini.

Baca Juga: Kaleidoskop Ekonomi 2018: Dolar Mahal, Bunga Kredit Naik hingga Utang RI

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement