REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta mengakhiri perdagangan tahun 2019 dengan perkasa dan masih bertahan di bawah level Rp 14.000 per dolar AS. Rupiah ditutup menguat 27 poin atau 0,2 persen di level Rp 13.925 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp 13.958 per dolar AS
"Stabilnya perekonomian dalam negeri berimbas positif setelah adanya damai dagang berakhir sehingga mata uang Indonesia kembali menguat dalam penutupan pasar sore ini," kata Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Senin (30/12).
Menurut Ibrahim, penguatan rupiah tersebut juga membuktikan bahwa kinerja pemerintah dan Bank Indonesia begitu solid sehingga bisa membawa berkah bagi nilai tukar. "Bank Indonesia juga melakukan intervensi bukan lagi dengan cara menghambur-hamburkan uang namun yang dilakukan dengan cara perdagangan pasar valas dan obligasi di pasar DNDF, walaupun tenor yang disediakan belum lengkap namun pasar DNDF bisa mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot," ujar Ibrahim.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat Rp 13.948 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp 13.923 per dolar AS hingga Rp 13.948 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin (30/12) menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp 13.945 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp 13.956 per dolar AS.