REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Percepatan Pembangunan Infarstruktur Prioritas (KPPIP) mencatat proyek 35 gigawatt (GW) pada 2019 ini baru selesai 14 persen. Dari target 25 GW, pembangkit yang beroperasi baru lima GW.
Kepala Tim Pelaksana KPPIP, Wahyu Utama merinci proyek yang beroperasi tersebut menghabiskan dana sebesar Rrp 137 triliun. Sedangkan 62 persen laiinya masih dalam tahap konstruksi.
"Untuk proyek 35 GW ini memang baru 14 persen. Dua puluh persen lainnya sudah melakukan purchasing agreement namun belum menyelesaikan financial close atau pendanaan," ujar Wahyu di Hotel Borobudur, Jumat (27/12).
Dari perhitungan KPPIP untuk 6 GW yang belum mendapatkan financial close tersebut membutuhkan dana sekitar Rp 186 triliun. Sedangkan 829 MW masih dalam tahap pengadaan yang membutuhkan dana paling tidak Rp 22 triliun. Sisanya, 734 MW masih dalam tahap perencanaan.
Sedangkan proyek 35 yang digarap oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) sendiri, hingga akhir tahun ini juga baru terealisasi 10 persen. Direktur Regional Sulawesi dan Kalimantan PLN Syamsul Huda menjelaskan 3.491,5 MW sudah. Sedangkan 20.126 MW sistem listrik masih dalam proses konstruksi.
"Dari 3.491,5 MW pembangkit yang sudah beroperasi, PLN berkontribusi membangun pembangkit sebesar 2.118 MW. Sementara pihak IPP membangun 1.737,5 MW pembangkit lainnya," ujar Syamsul Huda.
Ia menargetkan ada tambahan 23 ribu MW daya listrik yang disiapkan hingga 2021. "COD di akhir 2019 sudah 1000 mega (watt), mudah-mudahan sisanya 23.000 (MW) yang masih konstruksi bisa selesai sampai 2021," tambahnya.