REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak naik pada Senin (23/12) karena investor tetap optimistis tentang prospek permintaan minyak mentah. Hal ini terjadi setelah Amerika Serikat (AS) dan China menyetujui teks perjanjian ekonomi dan perdagangan fase satu.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari ditutup delapan sen lebih tinggi menjadi 60,52 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Februari bertambah 25 sen menjadi ditutup pada 66,39 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Namun, kenaikan harga tetap dikontrol mengingat kekhawatiran investor untuk masalah kelebihan pasokan diperbarui.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan pengekspor utama lainnya yang dikenal sebagai OPEC +, setuju bulan ini untuk memperpanjang dan memperdalam penurunan produksi pada kuartal pertama 2020. Tetapi Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan pada hari Senin bahwa OPEC+ mungkin mempertimbangkan mengurangi pembatasan produksi pada pertemuannya pada bulan Maret, menurut laporan media.