REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah dan industri akan fokus mengekspor jenis kendaraan yang memiliki harga terjangkau. Fokus ini dilakukan untuk mencapai target ekspor 1 juta unit hingga 2024 di tengah perlambatan permintaan terhadap produk otomotif di dunia.
Airlangga menjelaskan, salah satu jenis kendaraan yang akan didorong adalah mobil pick up atau kendaraan truk ringan. Permintaannya terbilang besar, termasuk di Arab Saudi. "Filipina pun akan memasukkan (reekspor) ke sana," ujarnya dalam media briefing di kantornya, Jakarta, Jumat (19/12).
Dalam catatan Airlangga, ekspor otomotif dengan harga terjangkau dari Indonesia sudah terbilang besar. Setidaknya, produk lokal, termasuk pick up, sudah menjangkau ke 80 negara. Kisaran harganya bervariasi antara 10 ribu dolar AS hingga 20 dolar AS per unit.
Airlangga menilai, kendaraan yang memiliki harga terjangkau ini masih dapat masuk di ‘kantong’ banyak negara. Khususnya di ASEAN dan Timur Tengah, plus beberapa negara di Amerika Latin.
Potensi tersebut semakin besar mengingat industri otomotif di Australia sudah menurun signifikan. Sejumlah perusahaan sudah memutuskan menutup pabrikan karena permintaan global yang menurun. "Kita sedang mengincar pasar Australia," kata Airlangga.
Airlangga mengakui, mendorong ekspor otomotif bukan pekerjaan mudah. Apalagi, kini negara tetangga Indonesia seperti Vietnam dan Malaysia juga sedang menargetkan pasar Australia. Bahkan, Vietnam sedang melakukan pendekatan untuk membuka pabrik perakitan.
Tapi, Airlangga menuturkan, industri otomotif Indonesia masih memiliki banyak keunggulan. Salah satunya, memiliki pabrik produksi baja, plastik dan kaca sendiri, sehingga Indonesia dapat memproduksi sebagian komponen body dalam negeri. "Ini menambah competitiveness kita," ucapnya.
Di sisi lain, Airlangga menambahkan, kini sudah ada investasi dari Hyundai senilai 700 juta dolar AS yang diperkirakan dapat memproduksi sekitar 250 ribu unit. Sebanyak 40 persen di antaranya ditujukan untuk ekspor. Kondisi ini diharapkan dapat memacu pabrikan lain guna mendorong ekspor.
Dikutip dari data Gaikindo, total ekspor kendaraan secara utuh sepanjang Januari hingga Oktober sudah mencapai lebih dari 275 ribu unit. Jumlah ini meningkat 28,2 persen dibandingkan ekspor pada periode yang sama pada tahun lalu, yaitu 214 ribu unit.