Jumat 20 Dec 2019 12:10 WIB

Wapres Sebut Ketimpangan Ekonomi Masih Lebar

Wapres mengimbau peningkatan kesetiakawanan sosial untuk kurangi ketimpangan.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Friska Yolanda
Wakil Presiden KH Maruf Amin saat menghadiri acara Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional Tahun 2019 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Jumat (20/10).
Foto: Dok Setwapres
Wakil Presiden KH Maruf Amin saat menghadiri acara Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional Tahun 2019 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Jumat (20/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU -- Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin menyebut kemiskinan dan ketimpangan ekonomi masih menjadi masalah bangsa Indonesia saat ini. Hal ini karena tingkat ketimpangan antara masyarakat yang miskin dan kelompok yang kaya masih cukup tinggi.

Karena itu, saat menghadiri Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) 2019, Jumat (20/11), Kiai Ma'ruf mengajak seluruh masyarakat untuk merekatkan sikap kesetiakawanan sosial sebagai upaya mengurangi ketimpangan.

"Ketimpangan merupakan hal yang sangat penting untuk diatasi. Belajar dari kasus berbagai kerusuhan sosial atau konflik antarmasyarakat, salah satu penyebab utamanya adalah ketimpangan ekonomi yang lebar antarmasyarakat," ujar Kiai Ma'ruf di Kantor Sekretariat Daerah Kalimantan Selatan, Banjarbaru, Kalsel, Jumat (20/12).

Ia menerangkan, tingkat kemiskinan di Indonesia saat ini memang sudah menurun sampai di angka 9,41persen pada 2019. Meski demikian, jumlah penduduk miskin masih cukup besar, yakni sekitar 25 juta jiwa.

Karena itu, Kiai Ma'ruf meyakini peran kesetiakawanan sosial sangat penting dalam upaya membantu mempercepat penurunan tingkat kemiskinan dan ketimpangan. Salah satunya, melalui upaya pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kapasitas kegiatan ekonomi masyarakat terbawah.

"Itu hanya dapat terlaksana jika masyarakat memiliki rasa kesetiakawanan yang tinggi untuk membantu," kata Kiai Ma'ruf.

Ia berharap peran semua pihak, yakni pengusaha besar dapat membantu usaha kecil atau kelompok kaya membantu kelompok miskin agar tercipta transfer kapasitas ekonomi untuk menutup ketimpangan ekonomi dan sosial. Terlebih, kata Kiai Ma'ruf, semua agama menghendaki, satu sama lain saling membantu dan menolong.

Karena itu, ia berharap Hari Kesetiakawanan Sosial ini dapat menjadi stimulus berbagai gerakan peduli dan aksi sosial di masyakarat dalam berbagai bentuk.

"Sehingga dapat menimbulkan kerekatan sosial, meminimalisasi ketimpangan ekonomi dan sosial, serta menciptakan kedaulatan sosial," kata Ma'ruf.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement