Jumat 20 Dec 2019 05:41 WIB

PLN Operasikan Gardu Induk Baru di Solok Selatan

Gardu Induk di Muara Labuh merupakan pemanfaatan pembangkit listrik tenaga panas bumi

Rep: Febrian Fachri/ Red: Gita Amanda
PLN UIP Sumbagteng meresmikan pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi Tegangan Listrik (TL) dan Gardu Induk (GI) 150 kV Muaro Labuh. Foto Gardu Induk PLN, (ilustrasi).
Foto: PLN
PLN UIP Sumbagteng meresmikan pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi Tegangan Listrik (TL) dan Gardu Induk (GI) 150 kV Muaro Labuh. Foto Gardu Induk PLN, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MUARA LABUH -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) Unit Induk Pembangungan Sumatera Bagian Tengah (UIP Sumbagteng) meresmikan pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi Tegangan Listrik (TL) dan Gardu Induk (GI) 150 kV Muaro Labuh. Gardu Induk di Muara Labuh tersebut merupakan pemanfaatan pembangkit listrik tenaga panas bumi yang diselesaikan dalam waktu 14 bulan.

Acara peresmian yang diadakan di halaman Gardu Induk Muara Labuh pada Kamis (19/12) lalu. Peresmian dihadiri Direktur Bisnis Regional Sumatera PLN Wiluyo Kusdwiharto, EVP Konstruksi Regional Sumatera PLN Adi Lumakso, GM PLN UIP Sumbagteng Henvry Setijabudi, GM PLN UIW Sumbar Bambang Dwiyanto, GM UIP Kitsum, GM UIP3BS, GM UIK SBS, Bupati Solok Selatan Muzni Zakaria, Ketua DPRD Solok Ziko Rolanda, Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan, serta jajaran Forkopimda setempat.

Baca Juga

"Kami (PLN) membangun transmisi ini tidak mudah, banyak faktor yang memengaruhi. Namun alhamdulillah kami diberi kemudahan dalam pengerjaan proyek ini dan tidak menemukan permasalahan yang rumit. Kami mewaliki seluruh PLN mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya," kata Wiluyo.

Wiluyo Kusdwiharto menjelaskan sebuah fakta bahwa proses pengerjaan proyek jaringan 150 kV di Solsel tersebut hanya memakan waktu 14 bulan saja sejak Juni 2018 hingga Agustus 2019. Ia menjelaskan biasanya waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaan proyek semacam itu dapat memakan waktu 2 hingga 3 tahun untuk bisa selesai dan dioperasikan.

Wiluyo melanjutkan, penyelesaian pengerjaan proyek selama 14 bulan itu termasuk rekor di Indonesia. Padahal pengerjaan proyeknya cukup besar yakni 100 KM Sirkuit, 300 tower dan 2 Gardu Induk.

Wiluyo berharap keberadaan jaringan 150 kV dan PLTP Muaro Labuh indapat memenuhi kebutuhan dari masyarakat Solok Selatan dan sekitarnya. Supaya dapat menunjang kegiatan ekonomi utamanya menggaet investasi ke bumi Solok Selatan.

“Kini dengan adanya suplai listrik dari PLTP ini masyarakat sudah tidak perlu khawatir lagi terkait kehandalan listriknya, karena kestabilan PLTP ini lebih bagus daripada pembangkit-pembangkit diesel yang ada sebelumnya menunjang kelistrikan di Solok Selatan ini,” ujar Wiluyo.

Pengelolaan kelistrikan PLTP atau Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi yang bersumber dari perbukitan di Muara Labuh. Untuk EBT disediakan oleh PT Supreme Energy yang kemudian didistribusikan oleh PLN ke masyarakat. Dari daya 1x 86 MW dan Gardu Induk Muara Labuh yang berkapasitas 30 MVA tersebut akan mampu mengaliri sekitar 31 ribu rumah masyarakat di Solok Selatan dan sekitarnya.

Bupati Solok Selatan Muzni mengatakan, listrik yang sekarang akan membawa Solok Selatan akan menunjang kemajuan Solok Selatan ke depan. Ia mengaku sebelumnya Solsel ini sering sekali terjadi gangguan listrik dan padam karena memang terbatasnya energi. Ketika ada gangguan listrik, padamnya bisa cukup lama dan berkali-kali dalam satu hari.

Muzni menyebut potensi energi masih banyak di Solok Selatan (Solsel). Dengan kelancaran pasokan listrik Muzni yakin akan menarik minat pengusaha atau investor dapat memanfaatkan potensi tersebut.

“Sebelumnya, di Solsel ini sering sekali terjadi gangguan listrik. Saya yakin dengan adanya sokongan GI dan PLTP ini Kami yakin itu tidak akan terjadi lagi,” ucap Muzni.

Muzni Zakaria meyakini, kini daerahnya siap untuk menerima kedatangan investor untuk menanamkan modal di Solok Selatan. Ia menyebut langkah konkrit yang akan dilakukan pemerintah setempat untuk mendatangkan investor ke solsel yaitu dengan mengundang mereka datang ke Solsel. Di mana Pemkab kata dia akan siap memfasilitasi dan memberikan dukungan penuh nantinya jika ada yang akan berinvestasi. Ia mempersilakan investor untuk mendirikan pabrik, penginapan, atau investasi lainnya.

Muzni menambahkan, potensi listrik di Solsel masih banyak. Ia berharap PT SEML terus mengembangkan usahanya dan memanfaatkan potensi ini sehingga target 220 MW yang direncanakan sejak awal bisa tercapai. Andai target 220 MW ini tercapai, Muzni memprediksi akan dapat menambah suplai listrik di Provinsi Sumatra Barat dan juga provinsi tetangga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement