Kamis 19 Dec 2019 08:01 WIB

Resmi Berizin OJK, Akseleran Targetkan Kredit Rp 2 Triliun

Tiap bulannya Akseleran menyalurkan sekitar Rp 80 miliar pinjaman usaha.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolanda
Co Founder & Chief Executive Officer Fintech  Akseleran Ivan Nikolas Tambunan menjelaskan kinerja perusahaan kepada Republika, Jumat, (3/8).
Foto: Republika/Iit Septyaningsih
Co Founder & Chief Executive Officer Fintech Akseleran Ivan Nikolas Tambunan menjelaskan kinerja perusahaan kepada Republika, Jumat, (3/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan fintech Akseleran menargetkan penyaluran pinjaman usaha kepada UKM sebesar Rp 2 triliun pada 2020 seiring dengan perolehan izin usaha final dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). CEO & Co-Founder Akseleran, Ivan Tambunan mengatakan peningkatan status Terdaftar ke Berizin di OJK telah melengkapi izin usaha yang dimiliki oleh Akseleran dari regulator.

Izin menjalankan usaha sebagai Perusahaan Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi tersebut tertuang dalam Keputusan OJK dalam surat tanda berizin KEP-122/D.05/2019 pada tanggal 13 Desember 2019. Sebelumnya Akseleran di tahun 2017 memperoleh status terdaftar dari OJK.

Baca Juga

Dengan telah berizinnya Akseleran, kata Ivan, semakin meningkatkan kredibilitas Akseleran dan memperkokoh serta mempercepat laju bisnis Akseleran dalam mendorong pertumbuhan UKM yang bertujuan mewujudkan Inklusi Keuangan di Tanah Air. "Tahun 2020, kami mau scale up dan optimistis pertumbuhan terus berlanjut dengan didukung adanya izin usaha ini yang akan semakin meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk menggunakan Akseleran sebagai platform P2P Lending," ujar Ivan di Jakarta, Rabu (18/12).

Hingga pertengahan Desember 2019, Akseleran sudah menyalurkan total pinjaman usaha secara kumulatif sebesar lebih dari Rp 900 miliar kepada sekitar ribuan UKM. Tiap bulannya Akseleran menyalurkan sekitar Rp 80 miliar pinjaman usaha.

"Dari sisi volume, perusahaan menargetkan untuk menyalurkan total pinjaman usaha kepada UKM berbasis invoice financing dan pra invoice financing sebesar Rp 2 triliun di akhir tahun depan," ungkap Ivan.

Ivan menjelaskan, target ini akan dicapai dengan melakukan sejumlah strategi, yakni menambah jumlah lender baik dari ritel maupun dari institusi. Akseleran juga akan menambah jumlah borrower, baik melalui direct sales maupun skema partnership.

Dalam hal, partnership, menurut Ivan, akan dilakukan dengan platform digital maupun dengan skema partnership supply chain financing. Untuk memperkuat kepercayaan pemberi pinjaman, salah satu yang sudah dijalani oleh Akseleran adalah hampir seluruh kampanye pinjaman di Akseleran sudah terfasilitasi dengan proteksi asuransi kredit yang saat ini menjamin pengembalian pokok pinjaman hingga 85 persen jika terjadi keterlambatan pembayaran oleh borrower lebih dari 90 hari.

"Hal penting lainnya yang selalu kita perhatikan, yakni mengenai experience dimana para lender bisa mendapatkan imbal hasil yang relatif lebih tinggi, merasa aman dan nyaman menggunakan Akseleran dan adanya peningkatan dari UI/UX pada Aplikasi Akseleran," jelasnya.

Sedangkan dari sisi para borrower, lanjutnya, perusahaan menjamin dapat memberikan produk pinjaman yang fleksibel, proses assessment yang lebih cepat dan pencairan juga lebih cepat sehingga memudahkan mereka dalam memperoleh pinjaman usaha.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement