REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Direktur PT Bank Central Asia (BCA) Tbk masih belum memutuskan arah Rabobank setelah dibeli mayoritas sahamnya. Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja menyampaikan manajemen masih membahasnya.
"Yang jelas akan kita merger dengan salah satu anak perusahaan kita, tapi yang mananya belum tau," kata dia usai dilantik menjadi Bendahara Umum Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), di Jakarta, Jumat (13/12).
Rabobank diakuisisi dengan nilai Rp 397 miliar. Prosesnya diperkirakan selesai bulan Juni 2020. Sambil pararel, BCA sedang membahas arah bisnis Rabobank kedepan. Setelah merger dengan salah satu anak usaha, bank otomatis akan mengikuti bisnisnya.
Dua perusahaan anak yang berpotensi merger dengan Rabobank adalah BCA Syariah atau BCA Finance. Karena untuk bank digital, BCA sudah mengarahkannya pada Bank Royal Indonesia.
"Yaaa bisa (bank syariah), finance bisa, belum bisa bilang," katanya.
Sebagai perusahaan publik, BCA wajib melapor ke regulator terkait rencana bank kedepannya, termasuk arah bank hasil akuisisi. Setelah mendapat persetujuan, baru BCA akan menyempaikan pada publik. Ini juga semata untuk menjaga kepercayaan nasabah.
Namun ia memperkirakan bulan Desember 2019 sudah mulai ada arah yang jelas. Ini akan dituangkan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB). Dengan pembelian dua bank ini, maka Pekerjaan Rumah BCA untuk akuisisi dua bank sudah selesai.