Jumat 13 Dec 2019 20:24 WIB

Petani Muba Optimistis Program Serasi Mampu Optimalkan Lahan

Salah satu program Serasi adalah membantu pengairan lahan milik petani

Petani tengah mencoba menyadap karet di kebun karet rakyat. Salah satu program Serasi adalah membantu pengairan lahan milik petani
Foto: dok. Humas Pemkab Muba
Petani tengah mencoba menyadap karet di kebun karet rakyat. Salah satu program Serasi adalah membantu pengairan lahan milik petani

REPUBLIKA.CO.ID, MUBA -- Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) yang dijalankan Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian, salah satunya di Kabupaten Musi Banyuasin dinilai sangat membantu petani di daerah ini. Melalui kegiatan Optimasi Lahan (Opla) rawa, membuat pengairan lahan milik petani dapat diatur sedemikian rupa, bahkan para petani optimistis lahan yang sebelumnya ditanam sekali dapat dilakukan dua kali dalam satu tahun.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Jaya Bersama Desa Beruge Kecamatan Babat Toman, Romsi Kuris menyampaikan, para petani yang tergabung dalam Gapoktan Jaya Bersama sangat antusias menerima program Serasi. Bagaimana tidak, selama ini mereka hanya bisa bertanam satu kali dalam setahun, kini program OPLA sedang berjalan dengan memperbaiki tata kelola air.

"Dulu kalau musim penghujan tidak bisa menanam karena airnya terlalu tinggi, kemarau justru air kekeringan karena lahannya rawa. Kini telah di bangun pintu air yang nanti bisa mengatur keluar masuknya air yang ada di lahan warga, " ungkap Romsi, dalam siaran persnya, baru-baru ini.

Oleh karena itu, lanjut dia, para petani berterima kasih sehingga masyarakat nanti bisa menanam dua kali dalam setahun. Karena, untuk jumlah petani yang ada di Jaya Bersama sekitar 175 orang dari 7 kelompok tani dengan garapan lahan 145 hektar. "Semoga tahun depan hasil dari program OPLA ini bisa dirasakan, " imbuhnya.

Hal yang sama juga disampaikan, Bendahara Gapoktan Aneka Tani Desa Kasmaran, Kamal sangat berterima kasih kepada pemerintah. Menurutnya, program yang merupakan dari APBN tersebut bisa membantu dalam mengelola air di sawah kita.

"Saat ini telah dibangun pintu air melalui program pusat, memang selama ini para petani yang tergabung di kita bertani hanya ketika air di rawa mulai surut, mengingat rawa yang ada di Desa Kasmaran sangat dalam. Hal itulah menyulitkan petani, nanti setelah ada pintu air bisa diatur dalam pengaliran ke sawah," jelas Kamal

Meskipun, diakui dia, bahwa luasan lahan sawah di Gapoktan Aneka Tani ada 123 hektar dengan jumlah petani mencapai 300 an orang itu, bila nanti ada lagi program OPLA bisa menambah pintu air lagi. "Karena kalau dilihat itu sekitar 3 pintu air dibutuhkan buat pengaliran air ke sawah," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Pertanian (DTPHP) Muba, Ir A Thamrin melalui Kabid Sarana dan Prasarana, Sumartono SE MSi menambah kan, program OPLA merupakan salah satu program unggulan Kementerian Pertanian untuk menjadikan Indonesia Swamsembada Pangan Dunia, yang mana program ini mental lahan yang telah dimanfaatkan masyarakat untuk bertani di bantu dalam penataan kelola air dengan sasaran lahan rawa, lahan rawa pasang surut dan rawa lebak.

"Sehingga nanti bisa meningkatkan indek pertanaman selama ini sekali tanam kedepan bisa dua kali, " katanya. Untuk di Muba sendiri, pada tahun ini mendapatkan 35,143 Ha dalam Optimasi Lahan, setelah melalui SID (Survei Investigasi Desain) lahan dilapangan tercapai hasil 31.300 Ha yang tersebar di 9 Kecamatan terdiri dari Kecamatan Lalan, Lais , Lawang Wetan, Sekayu, Babat Supat, Babat Toman, Sanga Desa, Sungai Lilin dan Bayung Lencir. 

Dengan total Gapoktan yang menerima manfaat ini capai 71 Gapoktan. "Program pusat ini langsung ke masyarakat sebab tahapan penyusunan usulan kegiatan di Gapoktan dan dana yang ada langsung ke rekening penerima bantuan, artinya kita hanya mengawasi," ujarnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement