Jumat 13 Dec 2019 07:17 WIB

Ternyata, Blackhole Tidak Sebesar Dugaan Awal Ilmuwan, Kok Bisa?

Ada kaitan erat antara pertumbuhan blackhole dan evolusi galaksi.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Ternyata, Blackhole Tidak Sebesar Dugaan Awal Ilmuwan, Kok Bisa?. (FOTO: NASA)
Ternyata, Blackhole Tidak Sebesar Dugaan Awal Ilmuwan, Kok Bisa?. (FOTO: NASA)

Warta Ekonomi.co.id, Surakarta

Para astronom di Universitas Southampton baru-baru ini mendemonstrasikan metode untuk menimbang lubang hitam supermasif di pusat-pusat galaksi. Teknik itu melibatkan pengukuran jarak antara lokasi ia berada.

Baca Juga

Banyak penelitian menunjukkan, ada kaitan erat antara pertumbuhan blackhole dan evolusi galaksi, namun itu belum terbukti. Lubang hitam supermasif di pusat galaksi bisa memiliki massa yang melebihi satu miliar Matahari, dengan menghasilkan sinar paling terang di Semesta. 

"Itu dapat menghentikan pembentukan bintang-bintang dengan melepaskan energi dalam jumlah besar yang kemudian memanas dan memecah gas di galaksi inangnya," tulis Tech Explorist, dikutip Kamis (12/12/2019).

Baca Juga: Hah!! Ilmuwan Temukan Blackhole Lagi, 70 Kali Lebih . . . dari Matahari!!

Ilmuwan pun menggunakan teknik baru guna mengukur massa beberapa lubang hitam terbesar di alam semesta, bahkan ketika mereka berada di pusat galaksi yang jauh dan samar. 

"(Kami berharap) lubang hitam yang lebih besar akan difasilitasi oleh lingkaran cahaya yang makin besar sehingga pengelompokkan lubang hitam dapat digunakan untuk mengukur massa inang mereka. Jadi, kami dapat menggunakannya untuk mengukur sebagian besar lubang hitam itu," kata para astronom.

Dengan membandingkan pemeragaan dan informasi distribusi spasial galaksi yang terlambat, kelompok ilmuwan itu menemukan bukti, lubang hitam tak sebesar prediksi baru-baru ini.

Franscesco Shankar dari Universitas Southampton berkata, "temuan itu memiliki implikasi signifikan bagi pemahaman kami tentang evolusi dan pertumbuhan lubang hitam. Itu menunjukkan kemampuan blackhole dalam melepaskan energi."

Biasanya, massa lubang hitam diukur dengan kecepatan bintang atau gas di sekitarnya, di mana itu begitu menantang dan membutuhkan teleskop yang sangat sensitif dan pengamatan yang jeli.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement