Rabu 11 Dec 2019 13:30 WIB

Kopi Robusta Malang Diekspor ke Tiga Negara

Kopi robusta Malang diekspor ke Mesir, Italia dan Jepang dengan berat 241,6 ton.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolanda
Pekerja menjemur kopi Robusta yang baru digiling (ilustrasi). Kopi robusta Malang diekspor ke Mesir, Italia dan Jepang dengan berat 241,6 ton.
Foto: Antara/Anis Efizudin
Pekerja menjemur kopi Robusta yang baru digiling (ilustrasi). Kopi robusta Malang diekspor ke Mesir, Italia dan Jepang dengan berat 241,6 ton.

REPUBLIKA.CO.ID, PASURUAN -- Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) melepas ekspor kopi robusta asal Malang ke tiga negara sekaligus. Ketiga negara yang dimaksud adalah Mesir, Italia, dan Jepang. Adapun, kopi robusta asal Malang yang diekspor tersebut sebanyak 241,60 ton. Selain kopi, turut juga diekspor cengkih sebanyak 66,8 ton, dengan tujuan Pakistan, dan India.

"Jadi total yang diekspor adalah 17 kontainer produk pertanian dengan berat 304,4 ton, atau senilai Rp 11,7 miliar," kata Kepala Karantina Pertanian Surabaya Musyaffak Fauzi, Rabu (11/12).

Musyaffak menjelaskan, berdasarkan data otomasi IQFast Karantina Pertanian Surabaya, sepanjang 2019, tepatnya hingga November, tercatat ekspor kopi mencapai 1.565 dokumen, atau senilai Rp 1,7 triliun. Adapun ekspor cengkeh disertifikasi sebanyak 1.751 dokumen dengan nilai Rp 18,6 triliun.

"Sedangkan pada 2018, ekspor komoditas kopi disertifikasi sebanyak 1.255 dokumen, yang berarti menunjukkan peningkatan sebesar 24,70 persen. Sedangkan untuk komoditas cengkeh disertifikasi sebanyak 711 dokumen yang mengalami peningkatan sebesar 146,27 persen," ujar Musyaffak.

Musyaffak melanjutkan, jika dibandingkan dengan 2018, capaian jumlah sertifikasi ekspor melalui Karantina Pertanian Surabaya pada 2019 meningkat hingga 10,99 persen. Dia mengungkapkan, pada 2019, ekspor produk pertanian telah disertifikasi sebanyak 29.349 dokumen. Sedangkan pada 2018 tercatat hanya 26.442 dokumen yang telah disertifikasi.

"Kami akan terus berkomitmen mendukung secara konsisten dalam upaya memenuhi kebutuhan fasilitasi ekspor produk pertanian ke mancanegara melalui pelayanan karantina maupun persyaratan negara tujuan berupa PC," kata Musyaffak.

Direktur Jenderal Perkebunan, Kementan, Kasdi Subagyono mengapresiasi PT Asal Jaya sebagai perusahaan pelaku ekspor komoditas kopi dan cengkeh tersebut. Apalagi, sepanjang 2019, perusahaan dimaksud telah melakukan ekspor kopi mencapai Rp 1,7 triliun dengan total volume mencapai 40.000 ton.

"Saya yakin tahun depan ekspor kopi asal Jati. ini dapat meningkat hingga mencapai 120.000 ton," kata Subagyono.

Direktur PT Asal Jaya, Haryanto mengaku, pihaknya berupaya mendukung cita-cita pemerintah dalam upaya meningkatkan ekspor. Bahkan dia mengaku, ingin mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai salah satu negara penghasil rempah. Haryanto mengaku, dalam dua tahun terakhir telah melakukan ekspor cengkeh yang mengalami peningkatan secara signifikan, yang mencapai 5.327 ton.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement