Warta Ekonomi.co.id, Surakarta -- Facebook dan Instagram dinilai membahayakan kesehatan masyarakat karena mengizinkan pengiklan menayangkan konten dengan informasi keliru soal obat pencegah HIV, lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).
52 kelompok kesehatan dan organisasi LGBTQ mengajukan surat protes kepada CEO Mark Zuckerberg. Mereka mengklaim telah menyampaikan kecemasan soal kekeliruan informasi dari pengiklan, namun Facebook belum menarik iklan itu.
"Peninjauan terhadap basis data iklan daring Facebook mengonfirmasi kalau iklan tersebut masih ditayangkan," tulis laporan Cnet, dikutip Selasa (10/12/2019).
Baca Juga: Facebook Hapus 2,2 Miliar Akun Palsu di Kuartal I-2019
Facebook dan aplikasi turunannya banyak merugikan kesehatan masyarakat. Sebelumnya pun, Facebook dituduh tak memerangi informasi menyesatkan tentang vaksin.
"Dengan membiarkan iklan itu bertahan di platform mereka, Facebook dan Instagram meyakinkan individu yang berisiko (terkena HIV) untk menghindari obat PrEP, mengarah pada infeksi HIV yang dapat dihindari," begitu bunyi surat itu.
Iklan tersebut dipasang oleh para advokat, menyatakan kalau obat pil pencegah HIV, Truvada, berisiko menimbulkan masalah tulang dan ginjal. Lembaga kesehatan dan Organisasi LGBT pun memprotes kekeliruan informasi itu.
Padahal, mengutip data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS), obat pencegah HIV yang dikenal sebagai PrEP efektif dilakukan.
Komunitas yang menandatangani surat itu ialah GLAAD, AIDS United, The Human Rights Campaign, dan Trevor Project.