REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dalam tiga tahun terakhir, pasar produk hijau (green product) di Indonesia tumbuh hingga lebih dari dua kali lipat. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah, sejumlah pelaku usaha produk hijau mencatat peningkatan omzet dari Rp 800 juta menjadi Rp 2 miliar.
Ketua Komunitas Organik Indonesia (KOI) Chapter Bandung, Cathy Alexandra, mengungkapkan, potensi pasar produk hijau memang sangat luas. Bahkan saat ini, produk hijau Indonesia tidak sebatas bermain di pasar lokal. Permintaan produk hijau di pasar global sangat besar.
Baca Juga :
Green Product Kian Diminati Masyarakat Indonesia"Pasar global sekarang sudah lebih ke arah produk hijau. Mereka suka dengan produk-produk berbahan dasar kayu asal Indonesia," kata Cathy, Senin (9/12).
Sejumlah anggota KOI, kata dia, saat ini sudah sukses menjangkau pasar Australia, Selandia Baru, dan negara-negara Asia Pasifik. Saat ini, KOI Chapter Bandung memiliki sekitar 100 anggota pelaku usaha hijau.
Potensi meningkatnya pasar produk hijau juga diungkapkan Sekretaris Badan Pengurus Daerah (BPD) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jabar, Helma Agustiawan. Menurutnya, diperlukan peran serta pemerintah agar gaung ekonomi hijau dan permintaan serta popularitas produk hijau semakin menanjak.
"Saat ini sudah ada keinginan dari pelaku usaha untuk mengembangkan ekonomi hijau. Kami ingin menggandeng dan berkolaborasi dengan pemerintah untuk mencapai next level collaboration," katanya.
Baca Juga :
Masjid Ramah Lingkungan Pertama di Eropa DibukaSelain membuat regulasi, kata dia, pemerintah dengan kemampuan pendanaannya bisa mengkampanyekan gaya hidup hijau. Agar, akan semakin banyak masyarakat yang beralih ke produk hijau.
Menurut Direktur Eksekutif Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK) Bandung, Cecep Kodir Jaelani, ia berharap, ke depan akan semakin banyak pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) Jabar yang beralih ke arah ekonomi hijau. Langkah awal bisa dimulai dengan mengganti kemasan dengan bahan yang lebih ramah lingkungan.
"Kami berharap, UMKM Jabar bisa lebih hijau lalu masuk ke global value chain. Bukan hanya untuk menjangkau pasar yang sedang naik daun, tapi juga demi keberlanjutan lingkungan hidup dan bumi kita," katanya.