REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo meminta pembudi daya perikanan di berbagai daerah tidak ragu mengambil kredit usaha rakyat (KUR) untuk semakin mengembangkan usahanya.
"Sekarang, bunga KUR sudah diturunkan Pak Presiden Jokowi dari 7 persen jadi 6 persen. Jumlahnya (plafonnya naik)dari Rp 25 juta ke Rp 50 juta. Rp 50 juta itu tanpa agunan. Jadi, KUR ini peluangnya mudah. Makanya,kelompok budi daya tidak usah ragu," katanya dalam siaran pers di Jakarta, Ahad (8/12).
Edhy menyampaikan seluruh bank BUMN telah sepakat bekerja sama untuk mempercepat penyerapan KUR. Untuk membantu masyarakat, ia mendorong dinas kelautan dan perikanan di berbagai daerah memberikan pendampingan pada para pelaku usaha dalam melengkapi syarat permohonan KUR.
Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan menggaet Bank BRI untuk mendorong penyaluran KUR di sektor kelautan dan perikanan nasional seperti pembudidaya, nelayan, serta pengolahan.
Menteri Edhy telah menerima audiensi Wakil Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Catur Budi Harto beserta jajarannya di Kantor KKP, Jakarta pada 2 Desember 2019. Dalam pertemuan itu, Edhy juga berharapBRI menyediakan pembiayaan gudang pendingin (cold storage) yang selama ini masih kurang ketersediaanya karena keterbatasan modal.
Selain itu, ia meminta BRI menyalurkan KUR untuk keluarga nelayan misalnya untuk membangun warung makan. Dengan begitu, lanjutnya, keluarga nelayan dapat mendapatkan penghasilan tambahan dari hasil tangkapan ikannya.
Sementara itu, Catur mengatakan sektor kelautan dan perikanan memiliki potensi yang besar danpenyaluran kredit kecil dan mikro sejalan misi BRI. Ia mengatakan tim BRI akan menindaklanjuti pertemuan ini pekan mendatang agar konsep bisnis penyaluran KUR dapat digarap dengan cepat guna mengoptimalkan pembangunan industri kelautan dan perikanan ke depan.