REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Petani lahan pantai di kawasan Pantai Trisik, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mampu menghasilkan cabai 20 ton per hari dan dijual melalui pasar lelang. Ketua Kelompok Tani Sido Dadi Trisik Ngatimin di Kulon Progo, Sabtu (7/12), mengatakan total luas lahan garapan petani seluas 120 hektare, dengan luas lahan panen cabai seluas 40 hektare.
"Produksi rata-rata cabai mencapai 20 ton per hari di pasar lelang. Pada satu musim panen, satu hektare lahan menghasilkan 21 ton cabai," kata Ngatimin.
Ia mengatakan harga cabai di tingkat pasar lelang mencapai Rp 15 ribu per kilogram atau naik Rp 3.000 dari sebelumnya Rp 12 ribu per kilogram. Harga cabai dapat berubah setiap hari sesuai hasil lelang.
Cabai hasil panen di lahan pantai yang masuk pasar lelang dijual ke Semarang, Jakarta, Jambi, Palembang. "Kami berharap harga cabai terus naik,” kata Ngatimin
Ngatimin mengatakan kendala yang saat ini dihadapi kelompok adalah jalan di sekitar lahan pertanian belum bagus atau belum keras. Tujuannya adalah mempermudah transportasi hasil pertanian, kemudian akses pemasangan listrik dipermudah di lahan pertanian.
"Kami berharap Pemkab Kulon Progo membangunkan jalan usaha tani, sehingga ke depan dapat mempermudah akses transportasi petani untuk membawa pupuk hingga mengangkut hasil panen," katanya.
Sementara, Bupati Kulon Progo Sutedjo mengatakan fasilitas dari pemerintah tahun 2019 ini yang sudah dilaksanakan dalam rangka meningkatkan produksi dan produktifitas cabai antara lain fasilitas/bantuan saprodi benih, pupuk dan mulsa, seluas 50 hektare untuk cabai keriting dan 20 hektare untuk cabai rawit.
Ia mengatakan pembangunan jalan produksi hortikultura di beberapa titik, total sepanjang 2.000 meter. Kemudian, pembangunan jaringan irigasi perpompaan dan jaringan irigasi air tanah dangkal, pembangunan bangsal pasca panen cabai dan kelengkapan saran pasar lelang cabai.
"Kami secara bertahap membangun jalan produksi hortikultura untuk mendukung pertanian," katanya.