Kamis 05 Dec 2019 15:06 WIB

Direksi Garuda Indonesia Dirombak? Ini Kata Menhub

Onderdil motor Harley Davidson diselundupkan melalui pesawat baru Garuda Indonesia.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua kanan) didampingi Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi (kanan), Dirjen Perhubungan Laut R. Agus H. Purnumo (kiri) dan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan sekaligus Plt Inspektur Jenderal Sugihardjo (kedua kiri) menyampaikan pemaparan saat jumpa pers akhir tahun Kementerian Perhubungan di Jakarta, Kamis (5/12/2019).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua kanan) didampingi Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi (kanan), Dirjen Perhubungan Laut R. Agus H. Purnumo (kiri) dan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan sekaligus Plt Inspektur Jenderal Sugihardjo (kedua kiri) menyampaikan pemaparan saat jumpa pers akhir tahun Kementerian Perhubungan di Jakarta, Kamis (5/12/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus penyelundupan onderdil motor Harley Davidson dan sepeda Brompton di pesawat Garuda Indonesia memunculkan isu perombakan direksi maskapai pelat merah tersebut. Meskipun begitu, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan belum mengetahui kabar tersebut.

"Belum dengar, belum dengar (penggantian direksi Garuda)," kata Budi di Gedung Kementerian Perhubungan, Kamis (5/12).

Baca Juga

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir siap memberikan sanksi tegas jika ada pihak-pihak yang terbukti terlibat menyelundupkan onderdil motor Harley Davidson dan sepeda Brompton menggunakan pesawat Garuda Indonesia. Erick menegaskan tak akan segan mencopot direksi Garuda.

Erick menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan. “Biarkan Bea Cukai melihat ada-tidak kasus-kasus yang benar-benar seperti yang dilaporkan. Nah, kalau benar (ada), ya, harus dicopot,” kata Erick seusai menerima penghargaan pada acara Marketeer Award dari Mark Plus di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Rabu (4/12).

Selanjutnya, Erick juga menyarankan pejabat Garuda Indonesia yang menyelundupkan onderdil motor Harley Davidson dan sepeda Brompton untuk mundur. Erick memberi tenggat waktu kepada pejabat tersebut untuk mundur sesegera mungkin.

"Sesegera mungkin. Kalau bisa hari ini, ya hari ini," ujar Erick di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta Pusat, Kamis (5/12).

Erick menyampaikan, ia sudah menyarankan kepada yang merasa bersalah atas kejadian tersebut untuk mengundurkan diri sebelum dicopot. Seorang pemimpin, kata dia, harus berjiwa berani mengakui kesalahannya, bukan mengorbankan orang lain atas kesalahannya.

"Kita harus berjiwa samurai, mesti berani. Seorang pemimpin itu harus mempunyai posisi yang jelas. Tidak bisa mohon maaf, kalau salah justru mengobarkan orang lain. Kalau salah, ya ngaku salah. itu menjadi bagian dari leadership," katanya.

Jika pejabat tersebut tidak mengundurkan diri, Erick tak menutup kemungkinan untuk mencopotnya. Pencopotan itu tentu disertai bukti yang cukup dari tindak penyelundupan onderdil kendaraan mewah tersebut. Erick tidak akan mencopot pejabat tersebut tanpa ada bukti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement